Hanya Bermodal Google Earth, Suami Istri Temukan Fosil Bintang Laut Era Jurassic

| 26 Jul 2021 19:22
Hanya Bermodal Google Earth, Suami Istri Temukan Fosil Bintang Laut Era Jurassic
Pekerja museum di Natural History Museum, London, Inggris, membersihkan sedimen dari fosil makhluk dari era Jurassic. (Foto: Natural History Museum London)

ERA.id - Dua paleontologis amatir di Cotswolds, Inggris, Neville dan Sally Hollingworth, berhasil menemukan sejumlah fosil bintang laut dan sejumlah spesies dari era Jurassic, yaitu era dinosaurus yang berakhir 145 juta tahun yang lalu. Temuan fosil ini termasuk yang terbesar di Inggris, melansir New York Times.

Dalam artikelnya, (24/7/2021), New York Times menjabarkan bahwa 167 tahun yang lalu wilayah Cotswolds - kini merupakan salah satu tujuan wisata populer di Inggris - merupakan lautan dangkal berair hangat yang menjadi ekosistem kelautan era Jurassic.

Koran tersebut menyebutkan bahwa Neville dan Sally, yang merupakan suami istri, melakukan penggalian selama tiga hari di lokasi bekas tambang di Cotswolds, Juni lalu. Ekskavasi itu pun menghasilkan lebih dari 1.000 spesimen berharga.

Temuan tersebut mencakup tiga spesies baru dan sekumpulan ekosistem echinoderm, yaitu kumpulan binatang yang terdiri dari beberapa spesies bintang laut, lili laut, timun laut, dan echinoida. Fosil makhluk hidup semacam ini sangatlah langka, "karena tulang mereka sangat rapuh dan tak tahan tergerus waktu," demikian sebut New York Times.

Detail yang ditunjukkan oleh fosil tersebut menggambarkan momen-momen terakhir sebelum terkubur dalam insiden yang oleh para ahli diduga merupakan longsor bawah laut.

Neville Hollingworth, 60 tahun, sendiri bukan orang baru dalam hal berburu fosil. Ia menemukan fosil pertamanya - ammonit opal berukuran kecil - di kota Somerset, Inggris, saat masih berusia 12 tahun. Hal ini lantas menuntunnya untuk mendalami paleontologi - ilmu tentang hal-hal prasejarah - hingga jenjang doktoral.

Temuan fosil langka di Inggris ini dimulai dengan tidak sengaja. Neville dan istrinya, sebut New York Times, sedang mencoba 'survive' selama tiga kali lockdown akibat pandemi Covid-19 di Inggris. Cara mereka: membuka aplikasi Google Earth untuk mencari lokasi ekskavasi mereka selanjutnya.

Lokasi yang dipilih mereka berdua merupakan tambang kapur yang dikelilingi dataran batu era Jurassic. Situs ini pernah disebutkan dalam makalah ilmiah yang dirilis seratus tahun yang lalu menyusul ditemukannya beberapa fosil spesimen laut. Menemukan situs itu pada Agustus, mereka akhirnya bisa ke lokasi tersebut pada bulan November.

Benar saja, tak lama menggali, Neville Hollingworth langsung menemukan bukti-bukti adanya fosil.

"Dalam waktu 10 menit," kata Neville, "(ia berpikir) 'Ada sesuatu yang istimewa di sini."

Ia pertama kali menyadari temuan fosil lili laut kala membersihkan sedimen dari sampel tanah liat yang ia bawa pulang ke rumahnya.

"Tiba-tiba, bongkahan sedimen itu jadi hidup," sebut Sally Hollingworth, 50 tahun.

"Fosil-fosil tersebut memiliki mahkota yang indah dan penuh ornamen, lalu ada tonjolan-tonjolan kecil seperti bulu dari spesimen tersebut," kata Neville soal lili laut itu, yang ia sebut terlestarikan dengan baik.

Situs penggalian tersebut kemudian Neville informasikan ke pihak Natural History Museum di Inggris. "Di Natural History Museum, kami tidak memiliki fosil spesimen komplit. Jadi, saya tahu, kumpulan fosil ini sangatlah penting."

Tim Ewin, kurator dari museum sejarah alam di Inggris tersebut, menyebut museumnya semula hanya memiliki 25 koleksi fosil yang tidak lengkap. Kini mereka memiliki 150 spesimen lengkap, yang didapatkan dari situs penggalian Cotswolds.

Di antara temuan tersebut, fosil bintang laut bulu, yaitu crinoida invertebrata dengan lengan berbulu, merupakan yang paling langka.

"Ini menunjukkan pada Anda seberapa kaya lokasi penggalian ini," sebut Ewin.

Rekomendasi