Kasus Covid-19 Melonjak, Lockdown Sydney Diperketat di Pekan Keenam

| 10 Aug 2021 19:35
Kasus Covid-19 Melonjak, Lockdown Sydney Diperketat di Pekan Keenam
Seekor burung berjalan melewati stasiun kereta Circular Quay yang tenang selama penguncian semasa wabah Covid-19, di Sydney, Australia, Rabu (28/7/2021). (Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/WSJ/sa)

ERA.id - Otoritas Australia, Selasa, (10/8/2021), bertekad meningkatkan penegakan aturan lockdown di Sydney, namun menepis saran aturan jam malam perlu dipertegas untuk menahan lonjakan kasus.

Kota terbesar di Australia yang berada dalam penguncian enam pekan itu melaporkan rekor kasus baru COVID-19 dalam sehari.

Melansir ANTARA, pada Selasa, tercatat ada 343 kasus baru di kota berpenghuni lima juta orang itu, naik dari 66 kasus pada Minggu (8/8) dan melewati rekor sebelumnya yang dilaporkan pada Sabtu (7/8).

Otoritas New South Wales (NSW), negara bagian tempat Sydney berada, juga mengumumkan tiga kasus kematian akibat COVID-19 yang semuanya adalah orang yang belum divaksinasi.

Total pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 357 orang, 60 di antaranya dirawat intensif dan 28 lainnya memerlukan bantuan ventilator.

Di tengah keraguan tentang efektivitas penguncian Sydney, otoritas NSW mengatakan polisi telah diminta untuk meningkatkan pemeriksaan atas jumlah warga yang berada di dalam toko-toko kecil, karena mereka masih melihat "banyak pergerakan yang tak perlu".

"Apa yang saya khawatirkan adalah keramaian di pusat-pusat belanja dan tempat-tempat di mana kita melihat penularan di toko-toko kecil," kata Kepala Dinas Kesehatan Kerry Chant.

Negara bagian Victoria, bertetangga dengan NSW, melaporkan 20 kasus baru pada Selasa, naik dari 11 kasus pada hari sebelumnya.

Sebanyak 15 kasus diketahui beraktivitas di masyarakat saat terinfeksi, meningkatkan kemungkinan lockdown di Melbourne, kota terbesar kedua Australia, akan diperpanjang setelah Kamis.

Gara-gara Varian Delta

Australia, dengan jumlah kasus sekitar 36.700 dan 942 kematian, dipandang telah menangani pandemi dengan lebih baik dibanding negara-negara maju lainnya. Namun, varian Delta telah merusak rencana pembukaan kembali Australia ketika otoritas berusaha mempercepat vaksinasi.

Perdana Menteri Scott Morrison dikritik atas upaya vaksinasi pemerintahnya yang dinilai terlalu lamban dan tidak efektif.

Morrison pada Selasa mengatakan Sydney berada dalam "pertempuran berat" melawan varian Delta.

Dia berharap Australia bisa kembali mendekati normal pada akhir tahun ini ketika semua penduduk berusia di atas 16 tahun akan disuntik dengan minimal satu dosis vaksin.

"Saya ingin Australia merayakan Natal, saya ingin setiap orang duduk mengelilingi meja itu pada saat Natal," kata Morrison di Canberra.

Pejabat NSW telah menargetkan enam juta vaksinasi pada akhir bulan ini --ketika lockdown Sydney dijadwalkan berakhir-- jika pembatasan ingin dilonggarkan.

Sejauh ini, negara bagian itu telah memberikan lebih dari 4,5 juta dosis vaksin dan 23 persen lebih penduduk berusia di atas 16 tahun telah disuntik lengkap. Angka tersebut lebih tinggi sedikit dari angka nasional.

"Itulah sebabnya kita memiliki urgensi dalam vaksinasi… sebab hal itu memberikan kita kesempatan apa yang bisa dilakukan orang-orang pada September dan Oktober," kata pemimpin NSW Gladys Berejiklian di Sydney.

Para ekonom memperkirakan lockdown di Sydney dan Melbourne telah mendorong ekonomi negara itu senilai dua triliun dolar Australia (sekitar Rp28.791 triliun) ke dalam resesi kedua dalam beberapa tahun terakhir.

Rekomendasi