Rekor, India Berhasil Suntikkan 10 Juta Dosis Vaksin dalam Sehari

| 28 Aug 2021 14:43
Rekor, India Berhasil Suntikkan 10 Juta Dosis Vaksin dalam Sehari
Arsip: Pemberian vaksin Covid-19 kepada seorang warga di sebuah daerah di India. (Foto: WHO)

ERA.id - India pada Jumat (27/8/2021) mencatat rekor dengan menyuntikkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 sehari, demikian diungkapkan Kementerian Kesehatan India.

Melansir ANTARA, angka yang dirilis oleh kementerian menunjukkan bahwa total 10.064.032 dosis vaksin telah diberikan di seluruh wilayah India dalam sehari. Angka itu menambah jumlah total dosis yang telah dikeluarkan menjadi 620 juta.

Perdana Menteri Narendra Modi menyebutkan pencapaian itu merupakan sebuah "prestasi bersejarah."

"Jumlah vaksinasi hari ini rekor!," cuit Modi. "Melampaui 10 juta (dosis) menjadi prestasi bersejarah. "Salut untuk mereka yang sudah divaksin dan mereka yang membuat vaksinasi berjalan sukses."

Pada Jumat pagi, kementerian melaporkan bahwa 44.658 kasus tercatat dalam 24 jam terakhir sehingga totalnya mencapai 32,6 juta.

Tercatat pula 496 kematian, sehingga secara kumulatif berjumlah 436.861 saat negeri Bollywood itu bergulat dengan gelombang kedua wabah Covid-19.

Riset Covid-19 Varian Delta

Pada Jumat, sebuah studi yang dirilis di jurnal Lancet Infectious Disease menggarisbawahi betapa lebih berbahayanya virus Covid-19 varian Delta, yang pertama kali ditemukan di India. Disebutkan bahwa orang yang terinfeksi varian Covid-19 Delta dua kali lipat berisiko rawat inap dibandingkan mereka yang terkena varian Alpha, varian yang pertama kali muncul di Inggris tahun lalu.

Studi itu, yang melibatkan lebih dari 43.000 kasus Covid-19 dari sebagian besar bukan penerima vaksin di Inggris, membandingkan risiko rawat inap rumah sakit bagi penderita Covid-19 varian Delta dengan penderita varian Alpha. Varian Delta mulanya ditemukan di India.

"Analisis kami menyoroti bahwa dengan tidak adanya vaksinasi, semua wabah varian Delta akan memberikan beban yang luar biasa terhadap layanan kesehatan dibanding pandemi Alpha," kata salah satu penulis studi terkemuka sekaligus pakar statistik Universitas Cambridge, Anne Presanis.

Studi itu berdasarkan pada kasus periode Maret-Mei selama tahap awal kampanye vaksinasi Covid-19 Inggris, sehingga tidak dapat menaksir risiko lainnya bagi orang yang tidak divaksin atau yang baru mendapatkan dosis awal.

Studi tersebut sejauh ini merupakan yang terbesar dalam menganalisis kasus Covid-19 yang dikonfirmasi oleh pengurutan genom virus.

Rekomendasi