Tim Editor
ERA.id - Korea Utara menembakkan rudal dari kawasan pantai timur mereka, demikian dikatakan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Rabu, (15/9/2021). Ini menjadi aktivitas artileri kedua negeri tersebut dalam sepekan terakhir.
Rudal yang ditembakkan berjumlah dua buah dan mengarah ke Laut Timur, melansir BBC yang mengutip pernyataan sumber pejabat Korea Selatan. Rudal tersebut meluncur sejauh 800 km dengan ketinggian maksimal 60km.
Korea Selatan saat ini dalam "kondisi siaga penuh dengan kerja sama bersama AS", seperti diberitakan di BBC.
Informasi Korsel dikonfirmasi oleh Patroli Pantai Jepang, yang mengatakan sebuah obyek seperti rudal balistik dilepaskan dari Korea Utara.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyebut peluncuran rudal itu "tak masuk akal", dan menganggap rudal tersebut mengancam kedamaian dan keamanan kawasan tersebut.
Peluncuran itu terjadi setelah Korut mengklaim keberhasilan uji rudal jelajah jarak jauh akhir pekan lalu, menyebutnya sebagai "sebuah senjata strategis yang sangat hebat."
Menurut analis, rudal itu kemungkinan menjadi senjata pertama di Korut yang memiliki kapasitas nuklir, melansir ANTARA.
Melansir BBC, tes misil balistik oleh Korea Utara diduga merupakan cara Pyongyang mengakali resolusi PBB yang didesain untuk melucuti program nuklir negeri tersebut.
Misil balistik sendiri bisa membawa nuklir atau hulu ledak konvensional, dan dikelompokkan berdasar jarak tempuhnya. Kelas tertinggi misil dikategorikan sebagai intercontinental ballistic missile (ICBM). Korea Utara sudah sempat mengetes ICBM yang kabarnya mampu menjangkau seluruh kawasan Eropa Barat dan setengah kawasan AS.
Negosiasi pelucutan nuklir Korea Utara saat ini terbilang jalan di tempat sejak 2019, sementara AS terus memperketat sanksi ekonomi pada Korea Utara.
