ERA.id - Putri Mako mengumumkan rencana pernikahannya dengan kekasihnya yang berasal dari keluarga biasa, Kei Komuro. Pernikahan tersebut akan digelar pada 26 Oktober 2021 setelah sebelumnya menuai kontroversi.
Menurut laporan Kyodo News, Imperial Household Agency mengatakan pada Jumat (1/10/2021) bahwa pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro akan digelar pada 26 Oktober mendatang setelah tertunda pada November 2018. Penundaan itu dilaporkan lantaran adanya masalah perselisihan keuangan yang melibatkan ibunya.
Agensi tersebut juga mengungkapkan bahwa Putri Mako, keponakan Kaisar Naruhito telah didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma. Diagnosis ini didasari oleh komentar kasar yang membuat Putri Mako merasa dirinya dan keluarga Komuro menjadi sasaran.
Putri Mako dan Komuro akan mengadakan konferensi pers bersama pada hari pernikahan mereka. Setelah menikah mereka juga disebut akan pindah ke New York, Amerika Serikat untuk memulai kehidupan baru.
Putri tertua Putra Mahkota Fumihito itu diharapkan mendaftarkan pernikahan mereka sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat, yang juga menjadi tempat pekerjaan Komuro di sebuah firma hukum.
Pernikahan antara Putri Mako dengan rakyat biasa ini merupakan hal yang jarang terjadi di kekaisaran Jepang. Rangkaian acara pernikahan anggota kekaisaran seperti upacara pertunangan resmi yang dikenal dengan "Nosai no Gi", dan pertemuan resmi "Choken no Gi" dengan kaisar dan permaisuri sebelum menikah tidak akan diadakan.
Tentu saja peniadaan rangkaian sekaligus tradisi tersebut diputuskan lantaran adanya kontroversi di antara hubungan mereka yang mengundang kemarahan publik.
Sementara itu Putri Mako juga dilaporkan akan membayar lump-sum tradisional sebesar 150 juta yen (Rp19 miliar), yang biasanya diberikan kepada anggota keluarga kerajaan setelah memutuskan untuk berumah tangga.
Menurut aturan saat ini, anggota keluarga kekaisaran wanita kehilangan status kerajaan mereka setelah menikahi rakyat jelata. Pembayaran itu dimaksudkan untuk menjaga martabat mantan anggota keluarga kerajaan.
Putri Mako akan menjadi wanita kerajaan pertama di Jepang pascaperang yang tidak menerima pembayaran. Dia juga akan menjadi orang pertama yang menikahi orang biasa tanpa ritual tradisional.
Lantaran anggota keluarga kekaisaran jepang tidak memiliki paspor, Putri Mako harus lebih dulu membuat daftar keluarga dengan Komuro sebagai warga negara biasa sebelum mengajukan paspornya.
Kontroversi atas hubungan pasangan ini menyita perhatian publik hingga dianggap sebagai Pangeran Harry dan Meghan Markle versi Jepang.
Komuro dan sang putri bertemu pada tahun 2012 sebagai mahasiswa di Universitas Kristen Internasional di Tokyo dan secara tidak resmi bertunangan pada September 2017.
Pernikahan mereka awalnya dijadwalkan berlangsung pada 4 November 2018, tetapi agensi mengumumkan pada Februari tahun yang sama penundaan upacara ritual menyusul laporan tentang perselisihan keuangan.
Komuro diduga berhutang kepada mantan tunangannya lebih dari 4 juta yen dalam bentuk dukungan keungan, termasuk uang yang digunakan untuk pendidikan Komuro.
Tidak berselang lama setelah kontroversi tersebut, Komuro menawarkan untuk menghapus dugaan hutang untuk menyelesaikan masalahnya. Pengacara Komuro mengatakan kliennya bermaksud untuk berbicara dengan mantan tunangannya dan sedang mengatur tentang penyelesaian tersebut.
Komuro pun kembali ke Jepang pada Senin lalu untuk pertama kalinya dalam tiga tahun sejak dia pergi ke New York pada Agustus 2018. Selama di New York, Komuro diketahui menempuh pendidikan di sekolah hukum Universitas Fordham, dan berhasil lulus dengan gelar Juris Doctor pada Mei tahun ini.
Tentu saja kedatangan Komuro ke Jepang menyita perhatian publik dan media lokal. Bahkan sejumlah media berkumpul di luar rumah ibunya di Yokohama, tempat Komuro menjalani karantina.