ERA.id - Seorang remaja pria di New England harus kehilangan kaki dan jarinya akibat keracunan makanan. Pria itu mengalami keracunan usai menyantap makanan sisa dari sebuah restoran.
Kasus seorang pria berusia 19 tahun itu menjadi viral berkat sebuah video di YouTube. Video itu sudah ditonton lebih dari 900.000 kali, yang mengidentifikasikan pria itu sebagai JC. Dilaporkan kasus ini pertama kali muncul pada Maret lalu di The New England Journal of Medicine.
Melansir dari Newsweek, penulis penelitian melaporkan bahwa JC dirawat di unit perawatan intensif pediatrik (PICU) lantaran mengalami serangan, kegagalan organ multipel, dan ruam hampir di seluruh tubuhnya.
Saat masuk ke Rumah Sakit Umum Massachusetts, JC memiliki suhu yang sangat tinggi yaitu lebih dari 40 derajat celcius. Bukan hanya itu saja, detak jantungnya pun lebih cepat dari detak jantung rata-rata yang dihasilkan dari olahraga berat untuk seusianya.
JC pun langsung dibius oleh obat-obatan lantaran suhunya dinilai tidak normal. Namun dia justru mengalami ruam keunguan sehingga dilarikan ke ruang PICU rumah sakit. Ruam itu langsung menyebar ke wajah, perut, punggung, dada, lengan dan kakinya. Bagian tubuh JC yang tidak mengalami ruam hanya telapak tangan dan kakinya.
Akibatnya kaki JC pun harus diamputasi dan juga jari-jari kakinya. Dia diamputasi mulai dari kaki bagian bawah lutut. Diketahui penyebab utama dari insiden yang menimpa JC lantaran dia baru saja menyantap makanan sisa dari sebuah restoran.
"Pasien telah sehat sampai 20 jam sebelum masuk ini ketika sakit perut menyebar dan mual berkembang setelah dia makan nasi, ayam, dan sisa makanan dari restoran," kata penulis jurnal, dikutip Newsweek, Rabu (23/2/2022).
Seorang kerabat JC mengatakan dia juga menyantap makanan yang sama dan mengalami muntah sekali. Tetapi kondisinya tidak memburuk seperti JC.
Kondisi pria 19 tahun itu pun kian memburuk setelah tubuhnya menggigil, lemas, nyeri dada, sakit kepala, leher kaku, dan bahkan pandangan kabur. Saat kulitnya berubah warna sekitar lima jam sebelum masuk rumah sakit, kerabatnya itu pun memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.
Pihak rumah sakit pun langsung melakukan berbagai tes dan pengujian dengan mengambil sample darah dan urin dari JC. Dia pun didiagnosis dengan infeksi bakteri yang berpotensi mematikan atau sering disebut Neisseria meningitidis, yang menyebabkan darahnya menggumpal serta kegagalan fungsi hati.
Dokter juga menemukan bahwa JC hanya menerima satu dari tiga dosis vaksin konjugat meningokokus tanpa booster, dan juga hanya menerima satu dosis vaksin meningokokus serogrup B dari dua atau tiga dosis yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Sementara itu menurut WebMD, bakteri dapat cepat tumbuh pada makanan yang dibiarkan di suhu terbuka. Makanan sisa sebaiknya didinginkan paling lambat 2 jam setelah diambil dari oven atau penghangat.
Sedangkan untuk makanan sisa yang dibawa pulang, situs itu menyarankan untuk tidak menunggu sampai makanan berbau dan segera dibuang. Hal ini karena bakteri seringkali tidak terlihat atau tercium.