72 WNI di Ukraina Telah Berkumpul di KBRI Kiev, Kemenlu Terus Pantau Situasi untuk Evakuasi

| 25 Feb 2022 15:31
72 WNI di Ukraina Telah Berkumpul di KBRI Kiev, Kemenlu Terus Pantau Situasi untuk Evakuasi
Ilustrasi tank (Pixabay)

ERA.id - Sebanyak 72 warga negara Indonesia (WNI) di Ukraina telah berkumpul dan menginap di KBRI Kiev sejak Kamis (24/2) malam waktu Indonesia bagian barat.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, saat ini pihaknya masih terus memantau situasi di Ukraina untuk memastikan keamaan saat melakukan evakuasi keluar dari Ukraina. Namun, dia tak menjelaskan kapan kiranya evakuasi akan dilakukan.

"Kita sedang memantau situasi untuk keamanan evakuasi keluar Ukraina," ujar Judha saat dihubungi ERA, Jumat (25/2/2022).

Juhda menambahkan, sejak tadi malam Kemenlu telah mengadakan pertemuan secara virtual dengan para WNI di Ukraina. Pertemuan itu dilakukan untuk memonitor kondisi dan menjelaskan langkah-langkah perlindungan WNI di sana. Menurutnya, saat ini WNI di Ukraina berada dalam kondisi selamat dan tetap tenang.

"Saat ini suah terdapat 72 yang telah berkumpul dan menginap di KBRI," kata Judha.

"Mereka dalam kondisi selamat dan tetap tenang. Kami meminta mereka untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera berkumpul di KBRI," imbuhnya.

Secara keseluruhan, Kemenlu telah berhasil menjalin kontak dengan 138 WNI di Ukraina. Mayoritas mereka berada di Kota Kiev dan Odessa, serta beberapa wilayah lainnya.

Kemenlu, kata Judha, tidak hanya bekerja sama dengan KBRI Kiev saja, tetapi juga dengan beberapa perwakilan kita yang dekat seperti KBRI Warsawa, Polandia; KBRI Bratislava, Slovakia; KBRI Bukares, Rumania; dan KBRI Moskow, Rusia telah menyusun rencana kontijensi untuk memberikan perlindungan ke WNI di Ukraina.

"KBRI juga membantu penjemputan bagi mereka yang kesulitan transportasi," kata Judha.

Sebelumnya, DPR RI mendesak agar pemerintah segera melakukan evakuasi terhadap WNI di Ukraina menyusul kondisi pasca serangan Rusia pada Kamis (24/2) dini hari waktu setempat.

Untuk diketahui, rentetan ledakan terdengar di dua kota terbesar di Ukraina. Hal ini terjadi setelah Presiden Rusia Valdimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah di Ukraina Timur, Donestsk dan Luhansk. Selain itu ledakan juga terdengar di Provinsi Belogorod, Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, setidaknya terdapat 137 orang tewas dan 316 luka-luka sejak Rusia melancarkan serangan ke negaranya.

Zelensky dan keluarga disebut menjadi salah satu target serangan Rusia setelah berhasil merangsek ke Ibu Kota Ukraina, Kiev. Meski begitu, Zelensky menegaskan tidak akan pergi dari Kiev, dia beserta keluarganya akan setia bersama rakyat.

Tags :
Rekomendasi