ERA.id - Kecelakaan pesawat China Eastern Airlines menyita perhatian dunia sejak Senin (21/3/2022). Penyebab kecelakaan pun menjadi misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini.
Presiden Xi Jinping telah memerintahkan penyelidikan segera untuk menentukan penyebab jatuhnya China Eastern Airlines. Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa pesawat kehilangan ketinggian dengan cepat dari ketinggian jelajahnya sebelum jatuh ke tanah.
Tercatat Boeing 737-800 pertama kali diproduksi pada 1990-an dan terjual lebih dari 5.100 unit di dunia. China sendiri memiliki lebih banyak jenis 737-800 daripada negara lain yakni sekitar 1.200 pesawat.
Berkantor pusat di Shanghai, China Eastern adalah salah satu dari tiga maskapai teratas di negara itu, melayani 248 tujuan domestik dan asing. Pesawat yang mengalami kecelakaan itu tercatat telah melakukan penerbangan selama lebih dari enam tahun.
Namun setelah insiden kecelakaan tersebut, media pemerintah melaporkan seluruh Boeing 737-800 di China Eastern diperintahkan untuk dikandangkan. Bila maskapai ini dilarang terbang, hal ini bisa berdampak signifikan pada perjalanan domestik.
Menurut data yang dikumpulkan Aviation Safety Network, jenis pesawat tersebut terlibat dalam 22 kecelakaan yang merusak pesawat dan tidak bisa diperbaiki. Sebanyak 612 nyawa melayang akibat kecelakaan.
"Ada ribuan dari mereka di seluruh dunia. Ini tentu saja memiliki catatan keamanan yang sangat baik," kata presiden yayasan, Hassan Shahidi, dikutip AP, Selasa (22/3/2022).
Kecelakaan fatal terakhir China Eastern terjadi pada November 2004, ketika sebuah pesawat pengebom CRJ-200 jatuh ke danau beku tepat setelah lepas landas dari kota Baotou, Mongolia Dalam, menewaskan 53 orang di pesawat dan dua orang lainnya yang berada di darat.
Sebelumnya Boeing 737-800 dinyatakan hilang kontak sejak pukul 14:22 waktu setempat. Menurut data FlightRadar24, pesawat terbang pada ketinggian 29.100 kaki, namun dua menit dan 15 detik kemudian turun ke 9.075 kaki.
Informasi terakhir yang bersumber pada penerbangan mencatat China Eastern Airlines berada di ketinggian 3.225 kaki, sebelum akhirnya dinyatakan terjatuh di pegunungan terpencil di China.