Survival Mode ala Aldi Taher yang Mungkin Berguna

| 03 Jan 2023 20:46
<i>Survival Mode</i> ala Aldi Taher yang Mungkin Berguna
Ilustrasi. (ERA/Lutfia)

ERA.id - Apa yang kita bayangkan saat mendengar nama Aldi Taher? Mungkin jauh dari kata waras dan bikin kita malu sendiri. Kelakuan artis yang pernah tampil di video klip Manusia Bodoh dari Ada Band itu memang tak jauh beda dari lagunya, serupa badut. 

Lama tak kedengaran kabarnya, tiba-tiba Aldi muncul dan mengajak seantero masyarakat untuk baca Al-Qur'an sambil direkam lalu posting ke media sosial. Slogannya: Bismillah Baca Al-Qur'an Rekam Posting. Ia membaca Al-Qur'an di mana saja, dari yang normal seperti di musala, hingga yang ekstrem seperti di toko gitar.

Aldi Taher bikin konten Baca Al-Qur'an Rekam Posting. (Instagram @alditaher.official)

Aldi lalu sesumbar ingin nyalon jadi wakil gubernur Sulawesi Tengah hingga DKI Jakarta buat nemenin Anies Baswedan. Cadas! Dan ketika ramai isu perselingkuhan Nisa Sabyan, ia sempat-sempatnya rilis single baru yang nadanya amit-amit terus terngiang-ngiang di kepala: Nisa Sabyan I love you so much... Liriknya hanya begitu dan diulang-ulang secapeknya, bikin siapa pun yang mendengar jadi putus asa.

Kita boleh mengelus dada dan mendoakan anak-anak kita tak berakhir seperti Aldi Taher, tapi di luar semua keabsurdannya, jangan lupa kalau selain mantan suami Dewi Perssik, ia juga seorang penyintas kanker getah bening stadium 2. Karirnya nyaris padam ya gara-gara ditinggal untuk berobat dan bolak-balik kemoterapi. Beruntung Tuhan memberikan kesempatan hidup lebih panjang untuk Aldi Taher. 

Ia dinyatakan bebas dari kanker yang menjangkiti tubuhnya sejak 2016 setelah menjalani enam kali kemoterapi. Namun, sayangnya bukan hanya sakitnya yang hilang, ketenarannya juga terpaksa pergi seiring dengan tawaran job yang ia relakan dan wajah-wajah baru yang muncul di tv. Keluar dari rumah sakit, ia seperti disapa penjaga pom bensin pelat merah: Mulai dari nol ya! Beginilah survival mode ala Aldi Taher yang mungkin berguna dan bisa jadi pilihan.

Tak peduli gengsi, Aldi terus cari muka demi menyambung hidup

Aldi Taher bisa saja menjual kisah pilunya semasa jadi pasien kanker buat dongkrak pamornya kembali, apalagi masyarakat kita paling doyan kisah-kisah mengandung bawang yang bikin mata berair dan menangis kejer. Namun, bukan jalan itu yang ia tempuh. Ia memilih jadi badut demi dapat job apa pun. Urat malunya ia putus, peduli setan dengan gengsi. 

Semenjak sepi panggilan dan tak laku di tv, Aldi gencar bergerilya membangun personanya di media sosial dan membuka warung mie ayam racikannya sendiri. Ia lepaskan jubah kebesarannya sebagai mantan artis dan segala cara ia lakukan agar namanya ramai jadi bahan omongan. 

Kalau ada yang bilang “promosi yang buruk tetaplah sebuah promosi”, Aldi Taher adalah salah satu contoh suksesnya. Kita boleh berdebat dan tak setuju caranya, tapi toh pada akhirnya ia tak mempermalukan siapa pun selain dirinya sendiri. Dan yang harus digarisbawahi lagi, sesusah apa pun hidupnya, semerosot apa pun karirnya, ia belum pernah mengais donasi untuk dirinya sendiri.

Usahanya menyambung hidup boleh memalukan dan kita tertawai, tapi tidak ada yang melanggar hukum, jadi sah-sah saja. Setidaknya ada tiga upaya Aldi Taher untuk membuat dapurnya terus ngebul: bikin sensasi di media sosial, banting harga dan tidak pilih-pilih kerjaan, dan terakhir, jual aset pribadi.

Pertama, Aldi sadar namanya sudah mulai dilupakan orang. Sebagai pekerja di industri hiburan, ia harus mengembalikan ingatan mereka tentangnya. Mulailah ia bertingkah konyol dan panjat sosial ke mana-mana, salah satunya dengan cara menggubah lagu-lagu tak enak didengar tapi gampang dihafal tiap ada kasus-kasus viral seperti single Lesti Sayang Billar.

Penampilan Aldi Taher di acara FIB UI. (Istimewa)

Gayung bersambut, namanya mulai sering disebut dan banyak dihujat, dari situ pintu rezekinya mulai tersingkap. Aldi Taher diundang ke acara-acara stand up buat jadi bahan roastingan. Dan meski tahu akan habis dikata-katai, ia tetap datang. Bukan hanya itu, ia juga melebarkan sayap ke acara-acara pensi kampus tanpa permintaan yang ribet-ribet. 

Di akun Instagramnya, ia pasang tarif manggung dalam kota kisaran Rp10-15 juta dan masih bisa dinego. Usai tampil di acara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan membawakan lagu Oasis, namanya makin moncer dan diincar tampil di Pestapora 2023. Netizen ramai-ramai menyebutnya sudah kembali ke setelan pabrik.

Pantang ngemis selama masih ada aset yang bisa dijual

Ali Akbar, juara dua kompetisi SUCI X bilang, Aldi Taher cocok jadi pemain bola. Katanya, ia bakal sering cetak hattrick karena nikahnya juga hattrick. Ya, Aldi Taher memang menikah tiga kali, terakhir pada tahun 2020. Setahun setelahnya, sang istri akan lahiran anak pertama. Waktu itu, Aldi belum setenar kini, panggilan manggungnya belum seberapa. 

Namun, Aldi pantang ngemis ke follower-nya yang juga cuman sedikit. Alih-alih mengumpulkan donasi, ia mengunggah video lelang mobil dengan harga awal Rp35 juta di Instagram. “Nih, dijual Honda Civic matic buat biaya rumah sakit anak lahiran. Tahun '88, keren, gaul, AC-nya dingin. Silakan yang mau bayarin langsung aja hubungi Aldi Taher,” ucapnya tepat saat hari kemerdekaan Indonesia sambil mention akun Raffi Ahmad.

Aldi Taher melelang mobilnya untuk biaya persalinan sang istri. (instagram @alditaher.official)

Belum lama ini, Aldi Taher kembali melelang dua asetnya: gitar koleksi pribadinya dan jam tangan pemberian Dewi Perssik yang disebut-sebut senilai Rp100 juta. Namun, kali ini bukan untuk dimakan sendiri, tetapi biaya pengobatan Indra Bekti yang sedang terbaring di rumah sakit karena pendarahan otak. 

Sebelumnya, istri Indra Bekti, Aldila Jelita memang sempat buka penggalangan dana lewat Instagram setelah suaminya dirawat empat hari di Rumah Sakit Abdi Waluyo. Aldi Taher ikut menyumbang sejuta sebelum buka lelang. Tak lama setelah open donasi, postingan tersebut dihapus Aldila karena banyak netizen yang mencibir. 

Kita bisa melihat banyak jenis orang dari kasus penggalangan dana Aldila untuk suami tercinta: ada yang ikut menyumbang sekaligus mendoakan; ada yang tidak ikut menyumbang tapi mendoakan dari jauh; ada yang tidak ikut menyumbang dan mencibir; ada yang tidak ikut menyumbang dan tidak berkomentar apa-apa. 

Dari keempatnya, yang paling mulia tentu golongan pertama, dan Aldi Taher termasuk di dalamnya. Dan dari kasus ini kita bisa berandai-andai, jika kelak amit-amit kita ketimpa kesusahan, jalan mana yang akan kita pilih? Apakah jalan pintas seperti yang ditempuh Aldila atau jalan terjal menjual aset pribadi seperti Aldi Taher? Dari keduanya, kira-kira mana yang lebih keren dan berarti? Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang~

Rekomendasi