Ngobrol Bareng Andi Sudirman Sulaiman: Gubernur Muda Pengubah Wajah Masjid

| 15 Mar 2023 14:45
Ngobrol Bareng Andi Sudirman Sulaiman: Gubernur Muda Pengubah Wajah Masjid
Ilustrasi. (ERA/Luthfia Arifah Ziyad)

ERA.id - Sulawesi Selatan punya salah satu kota terbesar di Indonesia, Makassar, dan sejak 2022 silam, provinsi ini juga punya gubernur termuda di seantero negeri. ERA berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (1/3/2023).

Sudirman sebelumnya hanya menjabat sebagai wakil gubernur. Perubahan angin politik kemudian mengangkatnya naik ke kursi kepemimpinan Sulsel. Ia menggantikan posisi gubernur sebelumnya, Nurdin Abdullah, yang ditangkap karena kasus korupsi pada 2021. 

Pengangkatan Sudirman sebagai Gubernur Sulsel saat usianya masih 38 tahun otomatis menjadikannya pemimpin daerah termuda di Indonesia. Ia juga salah satu pemimpin yang berasal dari jalur independen dan belum bergabung dengan partai politik mana pun. 

Kami bertemu dengannya di ruang tunggu VIP bersama belasan wartawan Makassar yang hendak meliput pameran Inacraft 2023. Sudirman masuk ke ruangan mengenakan penutup kepala hasil kerajinan tangan dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sulsel yang dipamerkan di sana, sambil membanggakan betapa kualitas produk itu yang terbaik.

Selama kurang lebih seperempat jam kami mengobrol soal susahnya memimpin Sulsel tanpa didampingi wakil, bagaimana Sudirman mengubah wajah masjid di provinsi itu, dan mimpinya ke depan. Berikut ini wawancara lengkap kami bersama Andi Sudirman Sulaiman.

Kapan mendarat di Jakarta, Pak? 

Kemarin mendarat (28 Februari). Alhamdulillah. 

Ini ada agenda apa saja? 

Kita ada agenda di Jakarta ini untuk kegiatan pembukaan Inacraft 2023, dan Sulawesi Selatan menjadi ikon untuk kegiatan event tahun ini. Dan ini merupakan salah satu event terbesar di Asia Tenggara untuk kerajinan.

Dan alhamdulillah, sangat meriah dan sangat banyak pengunjung. Harapannya juga tentu banyak transaksi yang terjadi dalam kegiatan ini, termasuk untuk pemberdayaan UMKM kami. 

Ada berapa UMKM yang dibawa dari Sulawesi Selatan?

Oh banyak sekali, soalnya 24 kabupaten kota dan rata-rata macam-macam produk yang dibawa, termasuk juga membawa khas-khas makanan kuliner. Jadi kita ini insyaallah dapat untung banyaklah. Alhamdulillah. 

Bagaimana cara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan memberdayakan UMKM? 

Kami ini memberdayakan UMKM harus mengintervensi sektor hulu dan hilir. Kalau di hulunya kita laksanakan contohnya bagaimana pelatihan skill untuk kerajinan, bagaimana kemudian, misalnya kopi, membelikan alat produksi, roaster untuk roasting kopi supaya dia betul-betul castingnya adalah besi, yang kalau dia roasting itu rata, lebih kualitas bisa ekspor. 

Dan kemudian misalnya sutra, kita melakukan penanaman murbei, makanan untuk kokonnya itu, sekitar 2,5 juta hektar. Kemudian kita belikan pabrik terbaik di wilayah Indonesia saat ini, kita punya dengan sekitar biaya Rp10 miliaran. 

Dan memang sentuhan hulu, hilir, termasuk UMKM untuk produk kemasan-kemasan, kita belikan salah satu digital printing untuk kemasan tricolors yang terbaik, standing pouch untuk produk-produk UMKM kami. Dan paling penting, kami standarisasi gratis. Standarisasi halal, standarisasi packaging-nya. 

Itu dari Pemprov Sulawesi Selatan? 

Iya. Dan alhamdulillah UMKM kami dari 900 ribu, dalam waktu dua tahun sudah menjadi 1,5 juta. 

Dua tahun jadi gubernur, tantangannya apa saja? Apalagi tanpa ditemani wakil. 

Pertama, kita memang harus mobile. Kedua, to the point terhadap masalah. Ketiga, tentu solusi-solusi praktis.

Kita ini bekerja tantangannya salah satunya adalah kebutuhan masyarakat yang banyak. Maka kami menyentuh yang sifatnya akan menjadi continous. Kayak misalnya kokon, kita belikan buat tanamkan murbei 2,5 juta hektar itu, itu nanti terus menerus. Bisa panen lagi nanti, bisa panen lagi terus.

Jadi berkesinambungan ya, bukan cuma sekali selesai gitu? 

Iya. Sama seperti kita bikinkan kemasan, biayanya sekitar berapa nilainya, kemudian ada Rp5 miliar hanya untuk mesinnya, itu nanti continous, karena kita kasih murah rate-nya untuk mereka bikin, tidak perlu kirim dari Jawa.

Selama ini bertahun-tahun Sulsel kirim dari Jawa untuk kemasan standing pouch-nya. Nah sekarang di Sulsel sudah punya. 

Sudah bisa bikin sendiri di sana ya? 

Sudah, milik pemerintah dan disubsidi dengan harga yang sangat murah, dan bahkan kita kasih gratis untuk beberapa produk, per kabupaten 10 atau berapa something.

Saya lihat juga prioritas Pemprov Sulsel membangun infrastruktur. Ada rumah sakit-rumah sakit daerah, revitalisasi, termasuk stadion juga rencana bakal digenjot terus?

Jadi kami ini melaksanakan pembangunan. Waktu saya pertama, saya lihat banyak rusak LHR tinggi. Kita sebut LHR tinggi itu Lintas Harian Rata-Rata. Jalan yang banyak dilewati oleh masyarakat. Kami petakan karena anggaran tentu tidak semuanya bisa dikerjakan sekaligus.

Maka kami lihat yang mana rusak berat, kategori pertama. Yang kedua, banyak yang lewati. Yang ketiga, kewenangan kami. Yang keempat, praktis untuk kita buatkan yang betul standar.

Karena kenapa? Dia akan berpengaruh terhadap mobilitas barang dan jasa, harga barang bisa lebih murah. Tadinya 4 jam dilewati, karena rusak berat jadinya bisa mungkin 6-8 jam. Saat ini bisa kita kembalikan 4 jam atau lebih cepat lagi. 

Yang berikutnya kita buat juga program kayak rumah sakit. RS OJK itu, Otak Jantung Kanker, tiga terbaik Indonesia, investasinya di Sulawesi Selatan. Kami siapkan lahan sekitar Rp2 triliun nilainya, kemudian kita siapkan juga jembatan, taman, dan sebagainya. Dan ini menjadi rujukan rumah sakit Otak Jantung Kanker terbaik di Indonesia Timur. Dan ini bagian hilirnya. 

Dan di hulunya kita laksanakan program anti-mager, anti-males gerak. Supaya masyarakat bisa membakar kalori dan meningkatkan hormon endorfin. Bahagia. 

Jadi tidak usah masuk ke rumah sakit deh ya? 

Kalau perlu jangan masuk ke rumah sakit. Tapi biar bagaimana kita tetap persiapkan. Karena kita tahu di Makassar itu ada khas makan coto dan kondro. Coto kondro ini kan bisa meningkatkan kolesterol. Makanya kita ajak untuk anti-mager, anti-males gerak. Namanya program Sulsel Anti Mager. 

Itu mulai kapan jalan? 

Itu sudah hampir mungkin sekitar 1 tahun kurang lebih. Dan antusias masyarakat banyak. Satu tempat bisa sampai 60 ribu yang jalan. 

Jalan pagi? 

Jalan pagi. 5 kilometer, 3 sampai 5 kilometer. 10 ribu langkah satu hari. 

Pak Sudirman juga melakukan itu? 

Saya juga ikut. Jadi bisa lebih semangat. Ternyata masyarakat kita ini salah satu termalas di dunia. Naik motor, beli belanja naik motor dari pintu ke pintu. Nah sekarang kita mengajak untuk orang bergerak supaya dia mau untuk berolahraga. 

Program-program lain kita laksanakan seperti ada Smart School. Sekarang Sulawesi Selatan ini saya bridging semua pakai teknologi untuk belajar. Jadi kalau ada yang belajar dari daerah kampung, sudah bisa belajar langsung dari studio. Dan kemudian bisa dua arah karena kita belikan server-server di seluruh wilayah. Dan semua kelas kita kasih Smart TV. Untuk dia bisa dua arah untuk bicara, kemudian dia bisa live. Dan kemudian dua arah itu untuk belajar. 

Jadi guru terbaik, satu Sulawesi Selatan misalnya, ada satu guru matematika jago, itu bisa mengajar untuk 300 ribu. Langsung live di studio. Kayak begini saya mengajar, semua anak-anak sekolah bisa langsung dengar saya mengajar. Sehingga tidak terlalu ketinggalan.

Termasuk meng-update kalau ada materi-materi baru, tidak perlu diundang lagi gurunya untuk penataran. Tinggal langsung melalui Smart TV, Smart School itu. Itulah kita sebut Satu Standar, Satu Sulsel, Satu Guru. Dia bisa mengajar sekaligus. 

Karena saya dulu orang desa sekolah. Saya merasa bahwa orang desa ini jarang guru-guru pintar mau masuk ke desa. Biasanya kalau sudah pintar, ditarik ke kota. Sekarang walaupun di kota, bisa mengajar ke desa. Dengan cara alat yang kita belikan adalah teknologi. 

Lalu ada program apa lagi di Sulsel? 

Termasuk program kita adalah bagaimana penguatan tentang investasi perusahaan daerah kami. Kami sekarang menjadi operator Kereta Api Indonesia (KAI). Di Sulawesi selatan kerjasama KAI. Jadi kami punya share saham 30%. 

Dan termasuk terakhir kita tentu mengambil alih bandara yang dikuasai 54 tahun perusahaan asing. Dan sekarang jadi milik Pemprov. Satu-satunya Pemprov yang memiliki bandara adalah Sulsel. Satu tahun kami ambil dan menjadi milik kami. Dan itu adalah untuk pelayanan masyarakat banyak. Dan kami subsidi Rp20 miliar tahun ini adalah untuk menerbangkan pesawat dari rute yang tidak ada dulu konektivitasnya. 

Nanti Susi Air bisa terbang, kita terbangkan nanti. Lion Air dan Wings, kita juga sudah membuka kontrak-kontrak penerbangan. 

Dan terakhir kita intervensi sekitar Rp500 miliar tahun ini dan setiap tahun, semuanya untuk ekonomi padat karya. Kami melaksanakan kegiatan-kegiatan kecil-kecil yang bisa dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil. Sehingga bergerak ekonomi. Itu adalah salah satu capaiannya. Sehingga alhamdulillah kita bisa survive di perekonomian, salah satu tertinggi di Indonesia untuk kegiatan ekonomi. 

Di Sulawesi Selatan itu saya pernah baca ada masjid ramah musafir, bisa menginap dsb. Benar?

Saya sudah instruksikan itu Mas. 

Pak Sudirman yang instruksi? 

Saya bilang tidak ada boleh satu orang pun yang lewat kemudian tidak boleh mampir di masjid dan tertutup untuk mereka, termasuk WC-nya, fasilitasnya, silakan boleh pake. 

Itu di satu masjid atau di beberapa masjid? 

Di semua masjid. 

Semua masjid begitu ya? 

Semua masjid. Kalau ada yang tidak saya tegur. 

Kalau saya misalnya ke Sulsel, saya tidak perlu nyewa kamar nih, saya tidur di masjid saja bisa ya? 

Boleh, silakan masuk. Yang masih nutup-nutup masjidnya itu akan kita tegur. Kenapa? Karena ini pertama uang masyarakat. Yang kedua, ini sarana ibadah untuk beramal, untuk berdoa. Kenapa orang susah mampir? Bahkan sudah banyak masjid yang menggerakkan menyiapkan kopi malahan. 

Saya bangun masjid di kantor gubernur sebagai contoh. Kantor itu saya buatkan masjid yang bahkan tidak ada dindingnya. Bisa masuk semua orang. Tinggal tiang. Seandainya tiang tidak dibutuhkan untuk bikin masjid, saya tidak pakai. Tapi karena dibutuhkan, maka hanya tidak ada dindingnya. Supaya bisa masuk semua orang. 

Kenapa? Karena kita harus menciptakan suasana yang ramah. Muslim atau Kristen atau apa, mereka harus menjadi agama yang kemudian ramah terhadap sekitar. Mereka harus menjadi tempat untuk edukasi, tempat untuk pusat perekonomian, tempat untuk pusat-pusat untuk keakraban, solidaritas, dan kesatuan. 

Pertanyaan terakhir, apa mimpi Pak Sudirman untuk Sulsel ke depan? 

Saya ingin Sulsel ini harus pertama optimis. Kita harus bagaimana Sulsel ini pernah kena pandemi, termasuk Indonesia, harus optimis. Optimisme dibangun dengan apa tadi? Kita lakukan anti mager, kita lakukan pemberdayaan, kita bangun hulu hilir, semuanya kita intervensi. Harus ada optimisme yang kuat. 

Yang kedua, termasuk bagaimana mengajak investasi. Yang ketiga, bagaimana Sulsel ini adalah tangguh untuk menghadapi semua persoalan dengan cara memberdayakan ekonomi-ekonomi menengahnya. Karena ternyata yang menguasai perekonomian kita Indonesia yang sangat survive itu ekonomi menengah kecil. 

Yang terakhir, kita harus menjadi ekonomi berdaulat, menguasai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kita miliki. Termasuk kami lagi mengincar sekarang sistem pertambangan Sulawesi Selatan untuk menjadi milik pemerintah. Konsesi akan menjadi milik pemerintah dan silakan perusahaan-perusahaan yang bergabung untuk menjadi partner mereka. 

Tapi pengendali dan kemudian pemilik konsesi adalah gubernur, bupati, bersama seluruh jajaran melalui Badan Usaha Milik Daerah.

Dan seharusnya ini akan menjadi kebanggaan, karena apa? Kita tidak ketergantungan lagi dengan pajak rokok, tidak tergantung lagi pada pajak kendaraan, tidak lagi tergantung pada pajak-pajak lain. Tapi kita pada hasil kekayaan yang dikelola tapi terukur.

Kemudian isu lingkungan bisa dikendalikan. Green economy-nya dikendalikan. Karena dikontrol oleh pemerintah yang tentu secara profesional. Makanya slogannya: Optimis, Tangguh, dan Ekonomi Berdaulat.

Rekomendasi