ERA.id - Pantai Pererenan dikenal luas oleh para pelancong lokal dan internasional - pantai dengan pasir vulkanik ini adalah salah satu titik surfing terbaik di Pulau Bali. Kendati berjarak dekat dengan area Seminyak, Pererenan masih lestari dengan nuansa klasik Bali, dan rata-rata tempat makan di sekitar area ini mengusung konsep rustic dan individualistik.
Restoran Shelter di Pererenan merupakan proyek dari Shelter Group, dan adalah mitra di balik Shelter Cafe yang ternama di bilangan Seminyak, dengan kreasi kuliner karya asal Inggris, Chef Stephen Moore. Tujuan utama dari grup ini adalah menciptakan restoran dengan suguhan kuliner yang terinspirasi dari hidangan Timur Tengah dan Mediterania, memadukan dengan apik sejarah, rempah, rasa smoky khas dan resep rumahan dari dua daerah nan eksotis tersebut.
Restoran ini belum satu tahun dibuka, namun telah sukses menjaring komunitas ekspat dan domestik di Bali kemudian menjadi lebih sukses lagi sejak Indonesia membuka diri untuk pendatang internasional pasca COVID-19.
Chef kelahiran Inggris, Stephen Moore, telah menghabiskan seluruh kariernya untuk bekerja secara global di beberapa restoran Michelin-star paling ternama di dunia, dan juga hotel serta resort top, termasuk Aman Resorts yang tersohor. Sebagai tambahan, Chef Stephen juga telah menghabiskan waktunya di beberapa lokasi eksotis, termasuk restoran Michelin El Raco de Can Fades di Barcelona, kemudian di India dan juga Sri Lanka.
Menu di Restoran Shelter di Pererenan (Istimewa)
Sebagian besar kariernya bekerja di Australia, Stephen sudah memasak di sejumlah restoran paling berpengaruh di negara tersebut, dimulai dari Park Hyatt di Sydney Harbour, Rockpool yang diprakarsai Chef ikonik Australia, Neil Perry. Stephen kemudian bekerja sama dengan sang legenda Maurice Terzini di restoran Iceberg, pantai Bondi. Ia mengakhiri karirnya di Australia dengan mentornya, Ross Lusted, untuk mengelola restoran fine dinner The Bridgeroom sebagai Head Chef. Kini, setelah sepuluh tahun bekerja di Bali menangani beragam proyek, Stephen memimpin dapur di Shelter Group.
Chef Stephen mengkreasi hidangan sederhana namun elegan di Shelter, menggunakan metode memasak 'artisanal' dengan bara-terbuka.
"Memasak di api terbuka adalah teknik paling kuno dan primitif - kami menggunakan open api-kayu (wood-fired) untuk mengasapi dan membakar rambutan serta kayu kopi. Kami juga menggunakan panggangan batubara terbuka dan pengasapan dengan kayu kopi," tutur Stephen perihal metode memasaknya.
Cicipi beberapa hidangan pembuka dengan porsi berbagi (shared), termasuk Whipped Chickpeas (kacang polong) dengan roti flatbread yang dipanggang di oven terbuka, dua hidangan ini melengkapi Lamb Kofta dengan Yogurt Mint. Kemudian ada pula hidangan tuna ekor kuning (yellowfin) dengan jamur panggang-kayu (wood-roasted mushrooms), acar apel dan shimeji yang menggugah selera dengan penggabungan tekstur dan rasanya yang nikmat. Atau ada pula wood-roasted moon scallops (kerang bulan panggang-kayu) yang dimasak dengan cabe, mentega lemon dan bunga sumac.
Menu di Restoran Shelter di Pererenan (Istimewa)
Menu utama di Shelter didominasi hidangan panggang dengan porsi berbagi (shared-style) dan sajian panggang-kayu (wood-roasted). Chermoula crusted chicken (ayam goreng tepung chermoula), slow-cooked pulled lamb shoulder pita (daging bahu kambing cincang dengan roti pita) dengan topping tabbouleh, kaki bebek panggang-kayu (wood-roasted duck leg) dengan harissa, kurma dan risoni. Seporsi masif steak 500 gr Angus ribeye dengan saus hurricane salsa.
Kemudian, nikmati hidangan penutup lezat khas Shelter, salted caramel gelato sandwich with sumac honeycomb, dan wood-roasted chocolate, atau chocolate truffle with sour cherry and roasted pistachio yoghurt, dan masih banyak lagi!
Shelter juga mengambil inspirasi dari rancang arsitektur terbuka yang santai dengan gaya 'Joglo' khas Bali, yang menggabungkan batu dan kayu daur ulang, dihias dengan beragam tanaman eksotis. Pemilik Shelter membagikan bahwa bangunan yang terinspirasi dari pulau Bali.
"Ini telah dirancang untuk menyatu dengan sekitarnya, sebagai sebuah ruang yang terasa tenang dan harmonis dengan alam, sebuah tempat yang dibangun dari bahan alami yang ada di sekitarnya. Diterangi dengan banyak cahaya lilin di sepanjang sore, nuansa restoran Shelter menjelang malam terasa sangat nyaman dan akrab, membuai para pengunjung untuk terus bersantai dan menikmati minuman di sudut-sudutnya, bahkan setelah sesi bersantap mereka usai," katanya.