ERA.id - Perpaduan budaya kuliner dari Asia, Mediterania, Eropa dan Amerika Selatan telah menghadirkan hidangan fusion segar nan menarik.
Dipandu oleh Executive Chef RAMU, Joshira Yugopradana, ia memperkenalkan berbagai budaya kuliner dari Asia, Mediterania, Eropa dan Amerika Selatan dengan tetap menggunakan bahan-bahan segar yang bersumber dari Bali.
Secara keseluruhan konsep ini memberikan penghormatan kepada interkoneksi antara manusia dan alam, yang sejalan dengan nilai Tri Hita Karana yang telah membentuk identitas inti di Bali.
"Cita rasa dan rempah asli Indonesia disajikan dalam hidangan khas RAMU seperti Petai Pâté, menghadirkan pâté yang terinspirasi dari hidangan tradisional Indonesia sambal goreng ati, terdiri dari hati ayam, kacang petai, dan saus balado pedas; Duck & Brie Cheese Focaccia, fusion confit bebek dengan menggunakan keju brie lokal, yang biasanya dipasangkan dengan masakan Barat, dan saus hoisin yang merupakan pasangan umum dalam masakan Asia; Seafood Coconut Ceviche," kata Chef Joshira dalam keterangan resminya.
Salah satu hidangan di Ramu (Dok. Ramu)
Ada pula hidangan Peru-Indonesia yang menggabungkan dua bahan terbaik di pantai; makanan laut dan kelapa, menampilkan ikan musiman hasil tangkapan, udang, gurita Lombok, santan, dan ubi bakar; Fish Risotto, menampilkan ikan tangkapan segar yang dipanggang dengan mentega dan lemon dan disajikan di atas risotto nasi Jepang lalu diberi parmesan dan gruyere di atasnya.
"Melengkapi konsep makanan secara keseluruhan, minuman khas di RAMU mengangkat bahan-bahan yang digunakan sebagai sorotan utama dari setiap koktail, seperti Pickle, minuman berbasis rum yang dicampur dengan paprika hijau dan acar, acar sayuran yang paling lazim disajikan bersama masakan Indonesia, dan Basil, dengan rum yang diklarifikasi, Campari, kemangi nanas, dan minyak kemangi untuk meningkatkan aroma manis daun kemangi," paparnya lebih lanjut.
Salah satu hidangan di Ramu (Dok. Ramu)
Menghargai komunitas di pulau Bali serta mengusung konsep sustainability, restoran ini bekerja sama dengan petani dan mitra lokal untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan segar dan bersumber dari produk lokal. Hidangan yang disajikan fokus pada bahan- bahan yang tersedia untuk menciptakan pengalaman bersantap yang sehat berdasarkan apa yang disediakan oleh bumi saat ini.
“Meningkatnya industri makanan di Bali menciptakan serangkaian tantangan bagi mitra lokal kami, sebagian besar restoran menuntut untuk memasok mereka dengan produk dan jumlah tertentu, sama sekali mengabaikan fakta bahwa ikan yang ditangkap tidak selalu sama setiap
hari, sayuran tidak selalu ditanam di waktu yang bersamaan dan cuaca yang tidak menentu juga mengganggu proses pertumbuhan dan panen. Kami ingin mengubah narasinya, membuat hidangan yang dibuat dengan bahan-bahan yang tersedia, bukan sebaliknya. Misalnya, ikan untuk Fish Risotto kami dapat berubah tergantung pada musim dan kami kemudian harus menyesuaikan cara memasak kami namun tetap mempertahankan standar kualitasnya” jelas Chef Joshira.