ERA.id - Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi dalam menyambut tanggal 10 Muharam, salah satunya dengan menghadirkan bubur asyura.
Sejatinya, bubur asyura mirip dengan bubur ayam, namun memiliki bahan yang lebih kompleks. Kemudian rasa gurih dari sajian khas Tahun Baru Islam ini pun merupakan kombinasi dari kuah dan bubur yang asin.
Bagi yang belum mengenal bubur asyura, berikut beberapa fakta tentangnya yang perlu kamu tahu.
1. Sudah ada sejak masa Nabi Nuh
Dilansir dari laman resmi NU Online, bubur asyura sudah ada sejak masa Nabi Nuh, yang selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu bersama kaumnya. Perahu Nabi Nuh berlabuh tepat pada hari Asyuro dan beliau berkata pada orang-orangnya untuk mengumpulkan perbekalan.
Perbekalan tersebut berupa kacang, biji-bijian, beras, hingga gandum. Bahan-bahan tersebut diminta Nabi Nuh untuk dimasak semuanya hingga terciptalah bubur asyura.
2. Biasa dimasak gotong royong
Pada peringatan 10 Muharam, bubur asyura biasanya dimasak dalam jumlah banyak dan secara gotong royong oleh masyarakat. Bubur tersebut nantinya akan dibagikan dan disantap bersama-sama.
3. Melambangkan rasa syukur
Bubur asyura melambangkan rasa syukur dari nikmat dan keselamatan yang diberikan oleh Allah SWT. Selain itu, bubur ini juga menyimpan makna filosofi yang tinggi akan gotong royong dan kebersamaan.
4. Tradisi bubur asyura di berbagai daerah Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia masih melestarikan tradisi memasak bubur asyura saat 10 Muharam. Di antaranya adalah Banjar, Cirebon, Jawa Timur, hingga Sumatera Utara.