ERA.id - Tingkat keamanan dari sedot lemak atau liposuction belakangan kembali tuai sorotan usai selebgram asal Medan, ENS, meninggal dunia usai melakukan prosedur tersebut. Sedot lemak sendiri termasuk prosedur operasi yang juga berisiko terjadinya komplikasi.
Dilansir dari The Economic Times, risiko kematian saat prosedur sedot lemak bisa terjadi karena emboli lemak. Ini merupakan kondisi tetesan kecil lemak masuk ke aliran darah, yang berisiko pada kerusakan organ lainnya hingga menyebabkan kematian.
“Emboli lemak adalah salah satu komplikasi yang muncul dari sedot lemak pada waktu-waktu tersebut. Kondisi ini terjadi selama sedot lemak ketika tetesan kecil lemak masuk ke aliran darah dan memblokir pembuluh paru-paru atau jantung atau otak yang mengakibatkan kematian pasien,” kata Consultant- Plastic Surgery, HCMCT Manipal Hospital, Dr Kiranmoy Sarangi.
Hal lainnya yang membuat sedot lemak berisiko kematian adalaha akumulasi cairan di paru-paru yang berlebih selama prosedur dilakukan. Reaksi pasien terhadap obat yang diberikan selama operasi seperti anestesi juga berpengaruh.
Selain berisiko kematian, prosedur sedot lemak juga bisa menyebabkan efek samping lainnya pada tubuh. Berikut beberapa efek sampingnya yang perlu diketahui, dilansir dari Mayo Clinic.
1. Bentuk kulit tidak teratur
Dengan melakukan sedot lemak memungkinkan kulit Anda tampak bergelombang atau layu. Ini karena penghilangan lemak yang tidak merata, elastisitas kulit yang buruk, dan jaringan parut, yang mana perubahan ini mungkin terjadi permanen.
2. Penumpukan cairan
Usai melakukan sedot lemak, kantong cairan sementara, yang disebut seroma, dapat terbentuk di bawah kulit. Untuk mengatasi ini perlu dilakukan pengeringan yang kembali menggunakan jarum.
3. Infeksi
Infeksi pada kulit usia melakukan sedot lemak jarang terjadi, tetapi mungkin saja terjadi. Infeksi ini juga dapat mengancam nyawa jika terjadi dan tidak ditangani dengan baik.
4. Masalah pada ginjal dan jantung
Ketika volume besar sedot lemak dilakukan, cairan akan bergeser. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan masalah pada ginjal, jantung, dan paru-paru yang mengancam jiwa.