Insulin Buatan Lokal Pertama di Indonesia Jadi Inovasi Baru untuk Pengobatan Diabetes

| 28 Aug 2024 12:45
Insulin Buatan Lokal Pertama di Indonesia Jadi Inovasi Baru untuk Pengobatan Diabetes
Ilustrasi insulin (Freepik)

ERA.id - Di Indonesia, diabetes menjadi salah satu penyakit kronis yang mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya. Dengan lebih dari 10 juta penderita diabetes, kebutuhan akan insulin sangat tinggi. 

Sebelumnya, hampir seluruh kebutuhan insulin nasional dipenuhi melalui impor, yang tidak hanya membebani anggaran kesehatan, tetapi juga membuat akses terhadap insulin menjadi terbatas, hingga harga yang cukup tinggi sehingga tak terjangkau bagi banyak kalangan. 

Baru-baru ini, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menggagas terobosan pengobatan diabetes melalui merek Ezelin, yang telah memiliki sertifikasi halal dan memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) tertinggi di Indonesia.

Pengembangan insulin buatan lokal ini dimulai beberapa tahun lalu dengan penelitian intensif yang melibatkan berbagai pihak. 

“Ini sejenis insulin glardin, itu juga pertama di Indonesia yang produksi dengan tingkat kandungan dalam negeri sebanyak hampir 50 persen dan halal, sehingga produk itu bisa memenuhi kebutuhan dari pasien penyakit diabetes dan juga aman digunakan karena halal. Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Muslim, jadi saya rasa kami juga harus memenuhi kebutuhan itu,” kata Direktur PT Kalbe Farma Tbk Mulia Lie saat memberikan keterangan pers pada gelaran Pharmacist Xperience di Jakarta, belum lama ini.

Inovasi insulin buatan lokal tersebut menjadi jawaban atas permintaan insulin, termasuk BPJS yang memang mengharuskan biaya pengobatan menjadi lebih terjangkau agar biayanya dapat dihemat untuk hal-hal yang lain, tapi masih dengan kualitas yang setara dari produksi luar negeri lainnya.

"Insulin lokal ini juga telah melalui uji klinis dengan melibatkan para farmakolog lokal, hingga menjadikannya sepenuhnya diproduksi dan diuji di dalam negeri," papar Mulia. 

Terobosan dalam pengobatan diabetes ini pun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperkuat industri farmasi lokal.

Adapun, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menggelar rangkaian acara Pharmacist Xperience berkolaborasi dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI) sebagai bentuk dukungan terhadap peran apoteker dalam mengedukasi masyarakat terkait diabetes.

Hal tersebut dilakukan karena berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berada di peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak.

Angka penderita diabetes juga diperkirakan bertambah, serta pada tahun 2045 mencapai 28,6 juta penderita diabetes di Indonesia dan 783 penderita di seluruh dunia.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), apt. Noffendri Roestam, S.Si. mengapresiasi upaya yang dilakukan Kalbe melalui insulin Ezelin untuk membantu para penderita diabetes di Indonesia. Ia menambahkan, diabetes tidak hanya menyerang usia dewasa, tetapi juga menyerang generasi muda bahkan anak-anak. Pada laporan Internarional Diabetes Forum, disebutkan tahun lalu kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali dibandingkan tahun 2010. Salah satu pemicunya ialah faktor gaya hidup yang tidak sehat serta kurangnya aktivitas fisik. 

“Diabetes adalah salah satu penyakit tidak menular yang mematikan. Setiap tahun kita melihat adanya peningkatan jumlah penderita diabetes tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Penderita diabetes juga tidak hanya didominasi oleh penduduk berusia di atas 40 tahun, tetapi sudah mulai menyerang generasi muda bahkan anak-anak,” ungkap apt. Noffendri Roestam, S.Si. 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI), apt. Drs. H. Ruslan M Rauf, M.Kes. turut mengapresiasi kegiatan Pharmacist Xperience. 

Ia menekankan, tenaga kesehatan termasuk apoteker selalu memerlukan informasi terbaru terkait riset dan obat-obatan yang bisa digunakan masyarakat untuk mendorong peningkatan kondisi kesehatan pasien diabetes. 

Selain itu, kata Ruslan, tenaga kesehatan tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan, terutama terkait diabetes.

“Diperlukan kerja sama yang baik antara tenaga kesehatan, produsen farmasi, pemerintah, dan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan yang kita hadapi. Apoteker berperan penting mengedukasi masyarakat, khususnya penderita diabetes, untuk mengubah gaya hidup dan mulai memperhatikan kesehatan diri. Termasuk memberi edukasi mengenai obat atau terapi yang bisa digunakan oleh pasien,” tutup apt. Drs. H. Ruslan M Rauf, M.Kes. 

Rekomendasi