Benarkah Diabetes Menahun Tidak Bisa Sembuh Total? Begini Cara Mencegahnya

| 05 Apr 2023 22:00
Benarkah Diabetes Menahun Tidak Bisa Sembuh Total? Begini Cara Mencegahnya
Ilustrasi pengecekan (Foto: Pexels/PhotoMIX Company)

ERA.id - Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula. Kadar gula (glukosa) dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi pankreas. Bagi pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berisiko mengancam nyawa penderitanya.

Komplikasi diabetes atau diabetes melitus sangat beragam sehingga sering disebut sebagai "ibu" dari segala penyakit dan biasanya berujung pada penyakit jantung, tekanan darah, serangan jantung, gagal ginjal, dan lain sebagainya. Lalu, apakah diabetes menahun bisa disembuhkan?

dr. Dicky Thapary, Ph.D, Sp.PD yang merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam mengungkapkan bahwa diabetes tidak bisa sembuh 100%. Akan tetapi, diabetes bisa dikontrol dengan menerapkan gaya hidup sehat dan pengobatan yang tepat.

Konferensi pers Tropicana Slim (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)
Konferensi pers Tropicana Slim (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)

dr. Dicky Thapary mengatakan bahwa banyak pasiennya yang mengidap diabetes miletus. Diabetes berkaitan dengan insulin, hormon alami yang dihasilkan oleh tubuh, tepatnya organ pankreas. 

Yang menjadi masalah pada penderita diabetes, organ pankreas tidak dapat menghasilkan insulin secara optimal. Sehingga, penderita diabetes membutuhkan suntik insulin untuk mengontrol kadar gula dalam darah.

"Diabetes tidak bisa disembuhkan. Tapi sekarang teknologi makin berkembang. Kebanyakan penderita adalah diabetes miletus yang menyerang. Rasa awalnya terjadi gangguan di insulin," kata dr. Dicky Thapary saat ditemui di Gedung IMERI FKUI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat pada Rabu (5/4/2023).

Agar menghasilkan insulin yang baik, dr. Dicky Thapary mengatakan pasien atau pun tidak mengidap diabetes sebaiknya mengatur pola hidup sehat, diet sesuai anjuran dokter, dan olahraga.   

"Insulinnya bisa diproduksi bagus, tetapi tidak bisa bekerja dengan baik. Kenapa? Karena pola hidup tidak sehat, kegemukan, kurang gerak. Ada yang badannya mulai menggemuk, tensinya jadi naik," katanya.

Menurutnya, apabila seseorang pankreasnya sudah rusak maka akan susah untuk disembuhkan. Keerusakan pankreas sehingga tidak dapat memproduksi hormon insulin. Apabila ada yang obesitas, dr. Dicky Thapary menyarankan agar segera menurunkan berat badan dengan diet dan olahraga.

"Makin rusak lagi pankreasnya, makanya jadi diabetes. Pankreas rusak tidak bisa balik lagi, tapi kerja insulin bisa diperbaiki. Makanya terapkan pola hidup sehat, pola makan diatur. Kalau obesitas, turunin berat badannya," paparnya.

Tidak bisa sembuh total, penderita diabetes hidupnya lebih membaik atau dalam bahasa medisnya disebut remisi jika menerapkan pola hidup sehat dan rutin minum obat. 

Remisi diabetes adalah ketika gula darah seseorang turun ke tingkat yang sehat dan bertahan di sana selama setidaknya enam bulan sehingga pengidap diabetes bisa lepas obat. Pengidap diabetes yang menunjukan nilai HbA1C (rata-rata kadar glukosa) di bawah 6,5, berlangsung lebih dari tiga bulan dapat dikatakan mengalami remisi diabetes atau diabetes yang terkendali.

"Nggak kita bilang sembuh sih, tapi namanya remisi. Selama 3 bulan gula darahnya bagus, bagusnya itu definisinya HbA1c di bawah 6,5 itu kita bilang mengalami remisi," katanya.

Maka dari itu, dr. Dicky Thapary mendorong anak muda segera melakukan skrining diabetes, yakni prosedur pemeriksaan untuk mengukur kadar glukosa darah. 

"Makanya kita dorong kalau bisa ketahuannya di awal-awal. Jangan sampai fungsi pankreasnya sudah diujung, kalau sudah diujung udah nggak bisa walau terapkan pola hidup sehat. Jadi harus dibantu obat," paparnya.

"Makanya kita dorong di awal, apalagi buat usia muda. Karena kebanyakan usia muda nggak sadar. Jadi memang dilakukan skrining. Gejalanya kalau masih kadar gula nggak tinggi, kalau di atas 150 (kena diabetes). Makanya pemeriksaan gula darah harus dilakukan," tambahnya. 

Rekomendasi