ERA.id - Presenter Rina Nose mengungkap alasan terbesar dirinya enggan memiliki momongan. Rina mengaku ia tidak ingin menambah masalah di dalam kehidupan pribadinya.
Bersama dengan Melaney Ricardo, Rina Nose blak-blakan tentang kehidupan pribadinya. Istri dari Josscy Vallazza Aartsen itu mengaku enggan memiliki momongan di dalam kehidupan rumah tangganya.
"Kadang-kadang netizen atau fans (tanya) 'Ayo dong punya anak nanti pasti anaknya lucu, anaknya cantik'. Masalahnya punya anak bukan buat lucu-lucuan. Iya lucu, lucunya sementara paling berapa tahun nanti habis itu problem muncul kan macam-macam lagi ada," kata Rina Nose, dikutip YouTube Melaney Ricardo, Rabu (7/12/2022).
Lalu, kata Rina, salah satu alasan terbesar dirinya enggan memiliki momongan lantaran ia tidak mau menambah masalah di dalam kehidupannya. Ia memilih untuk meminimalisir hal tersebut sebelum nantinya muncul masalah baru.
Keputusan Rina ini dikatakan olehnya sudah disetujui dan disepakati dengan suaminya. Ia bahkan sudah lebih dulu berdiskusi sejak masih berpacaran dengan Josscy.
"Akhirnya gue jelaskan kondisinya begini gimana dan akhirnya dia mengerti tanpa mengeluh tanpa menuntut," tegasnya.
Selain itu, wanita kelahiran 16 Januari 1984 menyebut dirinya sudah terlalu banyak masalah yang dihadapinya. Ia pun sadar keputusannya untuk tidak memiliki momongan akan memicu perdebatan hingga gunjingan dari banyak orang.
Akan tetapi, Rina tidak ingin memikirkan omongan orang lain tentang keputusan tersebut. Ia memilih untuk mempertahankan keputusannya dari pada harus mengikuti omongan dari pihak luar.
"Jadi meminimalisir aja. Ya paling dikata-katain aja sama orang, ya paling berapa tahun lah (dihujat). Cuma kalau gue memaksakan diri gue, takutnya dipikirnya gue aneh, misal melawan norma atau adat budaya. Gue akan selamanya berpura-pura terus untuk mengikuti jadi hidup gue didikte sama lingkungan sosial," tegasnya.
Lebih lanjut, Rina Nose mengaku ia sempat berpikir untuk memiliki momongan lima tahun lalu. Tetapi seiring berjalannya waktu dan pola pikir yang terus berubah, keinginan itu perlahan sirna dan hilang.
"Lima tahun yang lalu mungkin pola pikir gue di situ. Tapi ya itulah setiap peristiwa, setiap momen akhirnya mengubah pola pikir gue. Pada saat pola pikir gue berubah, kehendak gue berubah jadi keinginannya bayangan gue ke depannya berubah," tutupnya.