ERA.id - Enam wartawan ditahan usai merekam Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, yang tampak sedang mengompol. Penahanan ini dilakukan setelah rekaman itu beredar luas di media sosial beberapa waktu lalu.
Menurut serikat wartawan nasional mengatakan enam wartawan yang bekerja dengan Perusahaan Penyiaran Sudan Selatan yang dikelola negara, ditahan pada Selasa dan Rabu. Mereka diduga mengetahui video Presiden Salva Kirr tersebar luas.
"Para jurnalis, yang bekerja dengan Perusahaan Penyiaran Sudan Selatan yang dikelola negara, ditahan pada Selasa dan Rabu. Mereka diduga mengetahui bagaimana video presiden buang air kecil sendiri keluar," kata Patrick Oyet, presiden Persatuan Jurnalis Sudan Selatan, dikutip Reuters, Senin (9/1/2023).
Menteri Informasi Sudan Selatan Michael Makuei dan juru bicara Dinas Keamanan Nasional David Kumuri tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Seis periodistas detenidos en Sudán del Sur acusados de difundir el vídeo de un acto público donde se ve al presidente del país, Salva Kiir, orinándose en los pantalones mientras suena el himno nacional. El Comité para la Protección de Periodistas ha denunciado las detenciones pic.twitter.com/SfS38CcxCk
— Jesús Cintora (@JesusCintora) January 8, 2023
Dalam video yang beredar luas, rekaman itu diketahui diambil pada bulan Desember. Di mana video itu menampilkan noda gelap yang menyebar ke bawah celana abu-abu Salva Kiir yang sedang berdiri sambil menyanyikan lagu kebangsaan di sebuah acara.
Kiir menjadi presiden sejak Sudan Selatan merdeka pada 2011. Pejabat pemerintah berulang kali membantah desas-desus yang beredar di media sosial yang menyatakan Kiir tidak sehat.
Sementara itu, enam wartawan yang ditahan adalah operatir kamera Joseph Oliver dan Mustafa Osman, editor video Victor Lado, kontributor Jacob Benjamin, dan Cherbek Ruben serta Joval Roombe dari ruang kendali.
"Kami prihatin karena mereka yang ditahan sekarang telah tinggal lebih lama dari yang diatur undang-undang," ujar Oyet.
Secara hukum, pihak berwenang Sudan Selatan diizinkan untuk menahan tersangka hanya selama 24 jam sebelum membawa mereka ke hadapan hakim.
Lebih lanjut, perwakilan Komite Perlindungan Wartawan sub-Sahara Afrika, Muthoki Mumo menyebut insiden ini "cocok" dengan pola personel keamanan yang melakukan penahanan sewenang-wenang setiap kali pejabat menganggap liputan tidak menguntungkan.