Niat Puasa Nisfu Syaban, Jadwal, Keutamaan, dan Doanya

| 07 Mar 2023 16:04
Niat Puasa Nisfu Syaban, Jadwal, Keutamaan, dan Doanya
Ilustrasi puasa (freepik)

ERA.id - Kita telah masuk ke bulan Syakban, bahkan telah berjalan setengah bulan. Pada masa ini, terdapat puasa yang dianjurkan untuk dilaksanakan, yaitu puasa Nisfu Syaban.

Syakban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, dengan kata lain bulan sebelum Ramadan. Menurut penjelasan peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, 1 Syakban 1444 H jatuh pada 22 Februari 2023.

Data tersebut berdasarkan pengamatan hilal di sejumlah titik di Balai Rukyat Nahdlatul Ulama (NU) yang dilaksanakan pada 20 Februari 2023. Terkait hal itu, Nisfu Syakban 1444 H jatuh pada Selasa (7/3/2023) malam hingga Rabu (8/3/2023).

Ilustrasi tiga perempuan muslim berdoa (pexels)

Itu karena pergantian hari kalender Hijriah dimulai setelah Matahari terbenam. Jadi, puasa Nisfu Syakban dilaksanakan pada Rabu, 8 Maret 2023.

Nisfu Syakban menjadi salah satu hari yang istimewa bagi umat muslim. Dikutip Era.id dari NU Online, pada malam tersebut, semua dosa diampuni—bagi orang-orang yang memohon ampun.

Hal tersebut sesuai hadis berikut, "Apabila tiba malam Nisfu Syakban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka Aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka Aku berikan permintaannya,” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Niat Puasa Nisfu Syakban dan Doa-doanya

Berdasarkan buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam Doa Kunci karya Moch Syarif, niat untuk melaksanakan puasa sunah Nisfu Syakban adalah sebagai berikut.

نَوَيْتُ الصَّوْمَ فِى النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ سُنَّةَ اللَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya berniat puasa sunah pada pertengahan bulan Syakban karena Allah Swt."

Seperti telah disampaikan, pada malam nisfu Syakban, dosa dari orang yang memohon ampun akan diampuni. Oleh sebab itu, ada baiknya kita umat Islam selalu memohon ampun kepada Allah Swt., terutama pada malam tersebut. Berikut ini adalah doa yang bisa diamalkan pada malam nisfu Syakban.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللهُمَّ إِنِّيْ اللَّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَ اْلمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَة

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf, afiyah, dan keselamatan yang terus-menerus dalam agama, dunia serta akhirat."

Doa lain bisa kita amalkan pada saat malam nisfu Syakban. Pada malam tersebut, kita berdoa kepada Allah Swt. agar diberikan umur yang panjang, rezeki, dan iman yang kuat. Dilansir NU Online, biasanya surah Yasin dibaca 3 kali di sela doa tersebut. Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa berikut adalah doa yang dibaca pada malam nisfu Syakban.

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ

اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Artinya: “Wahai Tuhanku yang Maha Pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan selawat kepada Sayyidina Muhammad saw. dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah Swt.”

Rekomendasi