Tim Editor
ERA.id - Hampir serupa, masyarakat kadang terkecoh dengan perbedaan frugal living dan minimalis. Keduanya merupakan gaya hidup yang mengutamakan efisiensi dan kehematan, tetapi tidaklah sama.
Demi menghindari salah kaprah yang semakin parah, ada baiknya Anda memahami perbedaan dua konsep gaya hidup ini. Untuk informasi lebih lebih lengkap, simak penjelasan berikut.
Memahami Perbedaan Frugal Living dan Minimalis
Menurut buku Silih Asah Saling Mengingatkan (2023), frugal living adalah gaya hidup berbelanja yang berorientasi pada kebutuhan, bukan keinginan. Cukup banyak nama besar yang menerapkan gaya hidup ini, misalnya, Sadio Mane, Ed Sheeran, Mark Zuckerberg, Lady Gaga, Keanu Reeves, dan Leonardo DiCaprio.
Sementara, minimalis adalah gaya hidup yang penekanannya terdapat pada kepemilikan barang yang tidak berlebih. Dengan kata lain, orang yang memiliki gaya hidup ini cukup memiliki beberapa barang sesuai kebutuhan. Masih bingung dengan perbedaan keduanya?
Pertama, kita lihat hal yang mirip dari keduanya terlebih dahulu. Frugal living dan minimalis sama-sama mengajarkan penghematan. Hal yang diutamakan adalah kebutuhan, bukan keinginan.
Frugal living mampu memperbaiki keadaan finansial dan meminimalkan kerusakan lingkungan akibat sampah hasil konsumerisme. Gaya hidup frugal living bisa menjauhkan seseorang dari hedonisme.
· Frugal living
Orang yang menerapkan gaya hidup frugal living dilatih mengelola uang secara bijak dan mereduksi sifat konsumtif. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan adalah membiasakan diri mempertimbangkan setiap pengeluaran secara matang. Setelah itu, memprioritaskan penggunaan uang terhadap hal-hal yang memberikan nilai sejati (real value) pada hidup.
Lebih rinci, dikutip Era.id dari Money Crashers, penerapan dari frugal living bisa dengan mencatat anggaran secara ketat, memperbaiki dan menggunakan kembali barang yang telah rusak, membandingkan harga barang sebelum membelinya, serta menghindari pembelian impulsif.
· Minimalis
Minimalis merupakan konsep yang fokusnya adalah penyederhanaan hidup. Orang yang menerapkan gaya hidup ini cenderung meminimalkan kebutuhan material dan menghilangkan kepemilikan yang tidak perlu.
Beberapa hal yang bisa dilakukan terkait penerapan gaya hidup minimalis adalah mengurangi keterikatan emosional terhadap barang-barang fisik, mengurangi kepemilikan benda-benda fisik, dan fokus terhadap hal-hal penting serta memberikan kebahagiaan sejati.
Melalui penerapan hal tersebut, terciptalah ruang yang lebih teratur, suasana yang lebih damai, dan kegiatan yang lebih bernilai. Menurut Joshua Becker, penganut gaya hidup minimalis, minimalisme bukan soal kekurangan, tetapi lebih memberikan ruang bagi hal-hal terpenting dalam hidup.
