Penyakit Pernapasan di Jakarta Kian Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada Polusi Udara

| 28 Sep 2023 07:15
Penyakit Pernapasan di Jakarta Kian Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada Polusi Udara
Waspada polusi udara (Pexel)

ERA.id - Belakangan polusi udara menjadi masalah global, termasuk di Jakarta, Indonesia. Platform digital pemantau kualitas udara, Nafas, berkolaborasi dengan layanan digital (telemedisin), Halodoc, memaparkan lima temuan dari hasil studi terkait polusi udara dari Juni-Agustus 2023.

Melalui studi ditemukan bahwa keluhan masyarakat mengenai penyakit pernapasan kian meningkat pesat. Penyakit pernapasan di kecamatan Jabodetabek meningkat hingga mencapai lebih dari 30 persen.

“Terjadi peningkatan keluhan penyakit pernapasan di Halodoc sebesar 34 persen pada Juni, ketika terdapat kenaikan polisi PM (Particulate Matter) 2.5 sebesar μg/m3,” kata Chief of Medical Halodoc, Irwan Heriyanto pada konferensi pers melalui Zoom pada Selasa (26/9/2023).

Namun, belum lama ini polusi udara semakin meningkat dengan persentase keluhan penyakit pernapasan di setiap kecamatan Jabodetabek mencapai 41 persen. Tak hanya itu, kejadian polusi yang tinggi juga semakin sering dibandingkan waktu lainnya.

“Hal tersebut menimbulkan potensi semakin tinggi risiko terjadinya keluhan penyakit pernapasan dalam kurun waktu dalam 12 jam,” tambahnya.

Meningkatnya keluhan penyakit pernapasan ini didominasi oleh kelompok usai yang sensitif, yakni 48 persen di kelompok usia di atas 55 tahun. Sementara 32 persen di kelompok usia 0-17 tahun.

Dengan studi ini, pihak Halodoc dan Nafas berharap dapat meningkatkan literasi kesehatan dari semula yang bersifat kuratif menjadi preventif. Hal ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan RI.

“Kami mendorong masyarakat untuk menerapkan dua hal untuk mencegah dampak polusi udara yaitu memakai masker medis, terutama bila beraktivitas di luar ruangan, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan bila mengalami gangguan pernapasan,” kata Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dr. Anas Ma’ruf.

Rekomendasi