ERA.id - Pemanfaatan teknologi sudah seharusnya ditujukan untuk kebaikan umat manusia. Dengan demikian, jika kita gunakan untuk praktik bisnis, maka akan mendapatkan hasil yang optimal. Sebab, bisnis tersebut dijalankan dengan dua kombinasi kekuatan; kekuatan manusia dan mesin. Dalam artikel ini kita akan mengenal marketing 5.0.
Teknologi yang sering kita sebut dengan advanced technology pada dasarnya mengambil inspirasi dari kekuatan-kekuatan yang sudah ada dalam diri manusia. Contohnya kekuatan manusia untuk berpikir, sudah ditiru dalam bentuk teknologi AI yang cara berpikirnya berdasarkan algoritma.
Kemampuan manusia berkomunikasi ditafsirkan dalam teknologi yang kita sebut natural language processing. Dalam hal ini, mesin berpotensi memahami pola pembicaraan kontekstual, baik secara lisan ataupun tertulis, dalam bahasa formal maupun informal.
Selanjutnya, kemampuan manusia untuk merasakan lingkungan sekitar dengan panca indra juga dapat ditiru oleh teknologi sensor robotik. Saat manusia bermimpi juga dapat ditiru dalam bentuk mixed reality dengan wujud augmented reality ataupun virtual reality.
Kemampuan manusia untuk terhubung satu sama lain juga menjadi pemicu munculnya teknologi Internet of Things ataupun blockchain. Teknologi-teknologi tersebut dapat diadopsi dan digunakan untuk mendukung bisnis, khususnya dalam bidang marketing.
Mengenal Marketing 5.0
Marketing 5.0 adalah sebuah konsep yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Pada era ini, dijelaskan bagaimana manusia menentukan teknologi yang tepat untuk mempermudah pekerjaan mereka, dalam konteks ini bidang pemasaran.
Apa Saja Elemen Marketing 5.0?
Dalam konsep Marketing 5.0, terdapat lima komponen. Komponen ini terdiri dari tiga apikasi, antara lain predictive marketing, contextual marketing, dan augmented marketing. Ketiganya dibangun di atas dua disiplin organisasi, yaitu data-driven marketing dan agile marketing. Berikut penjelasannya.
Pertama, data-driven marketing. Dalam hal ini, aktivitas marketing dijalankan dengan landasan data yang kuat dan real time, sehingga tidak terdapat gap waktu yang lebar antara pengumpulan data dengan penentuan keputusan. Teknologi ini sudah ditentukan oleh Target, sebuah departement store yang berlokasi di Amerika Serikat. Target dapat mengidentifikasi seorang remaja yang hamil di luar nikah dengan menganalisis data pola belanjanya. Karena teknologi ini, Target lebih dulu memahami kondisi remaja tersebut daripada keluarga remaja.
Kedua, predictive marketing yang menggunakan kekuatan analitik untuk memperkirakan sebuah hasil. Misalnya, PepsiCo yang memanfaatkan social data untuk menemukan rasa yang cocok untuk produk snack-nya sesuai dengan preferensi pelanggan. Ketiga, contextual marketing. Dalam hal ini, teknologi memiliki peran membantu menjalankan personalisasi dan kustomisasi produk dan layanan sesuai dengan profil pelanggan. Wallgreens di Amerika, contohnya, sudah menggunakan teknologi ini. Wallgreens mempersiapkan teknologi yang disematkan dalam sebuah layar kulkas yang mampu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dari sistem face recognition.
Keempat, augmented marketing. Contohnya, peranti lunak HubSpot yang memanfaatkan chatbot untuk B2B sales lead generation and nuture. Dalam hal ini, lead dikerjakan lebih dulu oleh mesin dan baru selanjutnya akan diserahkan ke salesman. Kelima, agile marketing yang acuannya berdasarkan pada mindset. Dalam organisasi, misalnya, keputusan ditentukan tidak hanya berdasar pada data, tetapi juga kelincahan dalam menjalani eksperimentasi secara rutin.
Setelah kita mengenal marketing 5.0, tentunya sekarang kita menjadi lebih memahami bagaimana menentukan sebuah sikap dan juga bertindak secara tepat untuk memanfaatkan teknologi yang ada. Sehingga, hasil yang didapatkan akan lebih optimal.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…