ERA.id - Pendakwah Umi Pipik kembali menyentil kecurangan paslon 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang bisa menang quick count. Ia mengaku tak masalah dihujat netizen. Sebab, dirinya teringat dengan pemilihan umum (pemilu) yang terjadi pada beberapa tahun silam.
Awalnya, Umi Pipik mengklarifikasi soal unggahan sebelumnya mengenai dugaan kecurangan Prabowo-Gibran yang dinilai sudah di-setting untuk menang. Namun, ia tetap bangga dengan pilihannya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Sayangnya, mantan istri mendiang Ustaz Jeffry Al-Buchori ini malah dibanjiri hujatan.
"Masha Allah rame dan heboh sekali gara-gara pd gak paham dgn kalimat saya di story, langsung di post dimana mana yang paham akan ngerti yang nggak faham akan mencaci," tulis Umi Pipik, dikutip dari unggahan Instagram stories @_ummi_pipik_.
Ibunda Adiba dan Abidzar ini memilih untuk mematikan kolom komentar Instagram. Sebab, Umi Pipik ogah membaca cacian dari netizen yang membuat media sosialnya dipenuhi dengan komentar negatif. Menurutnya, media sosial sebagai ajang silaturahmi dan berkomunikasi.
"Tidak ngaruh buat saya dengan cacian-cacian yang kalian lontarkan. Karena saya inget pesen suami saya alm uje beliau selalu bilang masukkan cacian di bejana emas dan masukan pujian ke sampah krn gak manfaat dipuji dan saya nggak haus pujian!," tulis Umi Pipik.
"Selama ini saya tak berkomentar hanya senyum membaca setiap cacian hujatan dengan doa yang baik buat kalian semua. Semoga keberkahan dan keselamatan Allah bwrikan untuk keluarga kalian semua," lanjutnya.
Umi Pipik juga meminta para netizen agar memahami unggahannya yang menjadi viral dimedia sosial. Ia menggunakan kata 'kalau' yang berarti bukan secara langsung menuding Prabowo-Gibran menang karena kecurangan.
"Pahami lagi isi story sy Kalimat sy diawal ada kata-kata KALAUPUN. 'Kalimat KALAUPUN itu sm artinya dgn klimat seandainya, apabila. Berarti kan termasuk kalimat blm pasti, KALAUPUN ada kecurangan, KALAUPUN disetting. Jadi Kalimat KALAUPUN itu tidak bisa diartikan kalimat tuduhan," jelasnya
Umi Pupik sengaja menuliskan unggahan tersebut lantaran teringat dengan kejadian Pemilu 2019 silam. Menurutnya, banyak kecurangan yang terjadi pada Pemilu saat itu.
"Dan knp saya sampai menulis story tsb? Krn sy kembali teringat pemilu yg lalu dgn segala kecuranganya yang saat itu saya memilih paslon yg skrg memcalonkan lagi, bahkan tiap malam dulu saya sering ke rumah beliau benar-benar membela memilih, karena saya melihat pribadi beliau, mungkin juga semua orang saat itu sm pilihannya beliau," katanya.
"Sampai ada kejadian di pemilu saat itu byk nyawa hilang bahkan terjadi insiden penembakan dan lain-lain, benar-benar pemilu saat itu membuat sedih luka, kecewa, bahkan saudara saya yg jd petugas kps pun sakit berhari-hari, hasilnya saat itu bukankah ada kecurangan, suara PBW yang banyak sekali semua rakyat memilih beliau dan beliau kalah," lanjutnya.
Sampai sekarang ini, banyak nyawa yang hingga dan kasus tak terselesaikan. Ia mengatakan salah satu jamaah pengajiannya, anaknya meninggal saat ada insiden penembakan ketika pemilu. Sampai saat ini, jemaah dari Umi Pipik masih merasakan kesedihan.
"Maka wajar jika tulisan story saya krn ketakutan saya akan kejadian pemilu itu terulang lagi, dan saya meluhat semua figur paslon baik, krn mrk anak bangsa yg sdh berdedikasi di negara ini." lanjutnya.
Sebelumnya, Umi Pipik mengaku tetap memilih paslon nomor 01, Anies Baswedan dan Cak Imin, meski kalah dari hasil hitung cepat atau quick count Indikator Politik Indonesia. Umi Pipik menganggap Prabowo menang lantaran ada kecurangan dan settingan.
Umi Pipik merasa bahwa Prabowo-Gibran menang karena settingan. Kemenangan paslon nomor urut 02 ini sudah diatur sedemikian rupa. Namun, ia tetap bangga dengan pilihannya, Anies Baswedan - Cak Imin.
Ia mengatakan Anies Baswedan-Cak Imin mempunyai sifat STAF, yakni Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathonah. S: Sidiq (jujur), T: tabliq (menyampaikan kebenaran), A: amanah (bisa dipercaya), F: fathonah (cerdas). Sayangnya, netizen malah ramai-ramai menghujat Umi Pipik.