ERA.id - Hari Pahlawan tahun ini diperingati pada Selasa 10 November 2020. Peringatan Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang sejarah 10 November 1945 yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur. Beragam cara yang dilakukan pemerintah untuk mengenang jasa seluruh pahlawan semasa hidupnya.
Upaya yang dilakukan mulai dari membuat museum, nama jalan, mencetuskan hari pahlawan, hingga menampilkan wajah para pahlawan di uang kertas rupiah. Terdapat 7 nominal uang kertas rupiah yang dicetak oleh Bank Indonesia (BI) yang menampilkan wajah pahlawan nasional. Berikut sejumlah pahlawan yang ada di mata uang rupiah.
1. Rp100.000
Pemerintah telah menetapkan gambar Pahlawan Nasional sekaligus Presiden dan Wakil Presiden RI pertama, yakni Ir Soekarno dan Drs Mohammad Hatta sebagai gambar utama pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan nilai nominal Rp100.000. Sementara dibagian belakang terdapat gambar gedung MPR, DPR RI, dan DPD.
Soekarno dan Mohammad Hatta mendapatkan gelar pahlawan pada tahun 1986. Soekarno adalah tokoh perjuangan yang memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Bersama dengan Mohammad Hatta, mereka adalah proklamator kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno juga orang yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Uang pecahan Rp100.000 (Dok. Peruri)
Mohammad Hatta adalah negarawan dan ekonomi Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak awal demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
2. Rp50.000
Sosok pahlawan Djuanda Kartawidjaja atau dikenal dengan nama Ir. Djuanda sebagai gambar utama pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan nilai nominal Rp50.000. Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS).
Uang pecahan Rp50.000 (Dok. Banknotes)
Namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara di Surabaya, Jawa Timur yaitu Bandar Udara Internasional Juanda atas jasanya dalam memperjuangkan pembangunan lapangan terbang tersebut sehingga dapat terlaksana. Selain itu juga diabadikan untuk nama hutan raya di Bandung yaitu Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, dalam taman ini terdapat Museum dan Monumen Ir. H. Djuanda. Dan namanya pun juga diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta yaitu JL. Ir. Juanda di bilangan Jakarta Pusat, dan nama salah satu Stasiun Kereta Api di Indonesia, yaitu Stasiun Juanda.
3. Rp20.000
Pada mata uang nominal Rp20.0000, terdapat sosok pahlawan bernama bernama Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau dikenal Sam Ratulangi. Beliau adalah seorang politikus, jurnalis, dan guru dari Sulawesi Utara, Indonesia. Ia adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia.
Uang pecahan Rp20.000 (Dok. Wikipedia)
Ratulangi juga sering disebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya: "Si tou timou tumou tou" yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Ratulangi termasuk anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang menghasilkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan merupakan Gubernur Sulawesi pertama.
4. Rp10.000
Di mata uang ini terdapat sosok pahlawan nasional yakni Frans Kaisiepo. Beliau dikenang sebagai pahlawan nasional Indonesia dari Papua. Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti tempat yang panas. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973.
Frans Kaisiepo (Dok. Wikipedia)
Beliau pernah sekolah guru agama Kristen di Manokwari dan Sekolah kursus Pegawai Papua (Papua Bestuur School) di kota NICA, sekarang Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura. Pada 31 Agustus 1945, ketika Papua masih diduduki Belanda, Frans termasuk salah satu orang menegakkan eksistensi Republik Indonesia dan orang pertama yang mengibarkan Merah Putih dan menyayikan lagu “Indonesia Raya" di Papua.
Frans pernah mendapat hukuman penjara 5 tahun karena frans memimpin pemberontakan melawan Belanda di Biak. Pada tahun 1961 Frans membangun Partai Politik Irian. Setelah muncunyal program Trikora Soekarno yang hendak menyatukan Papua dengan Indonesia. Melalui Perjanjian New York 15 Agustus 1963.
5. Rp5.000
Pahlawan Idham Chalid sebagai gambar utama pada bagian depan rupiah kertas NKRI dengan nilai nominal Rp5.000. Beliau merupakan salah satu politisi Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda.
Uang pecahan Rp5000 (Dok. Wikipedia)
Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan ia pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984. Idham diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia, bersama dengan enam tokoh lain berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011.
6. Rp2.000
Mohammad Husni Thamrin sebagai gambar utama pada bagian depan rupiah kertas NKRI dengan nilai nominal Rp2.000. Beliau adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia.
Uang pecahan Rp2000 (Dok. Wikipedia)
Menyandang sebagai seorang pahlawan, itu tidaklah mudah. Beliau memulai geraknya sebagai seorang tokoh (lokal) Betawi. Sejak muda beliau sudah memikirkan nasib masyarakat Betawi yang sehari-hari dilihatnya. Sebagai anak wedana, dia tidaklah terpisah dari rakyat jelata, malah dia sangat dekat dengan mereka. Nama M.H. Thamrin juga diabadikan sebagai nama jalan di pusat Ibu Kota.
7. Rp1.000
Terakhir adalah uang nominal Rp1000 yakni Kapitan Pattimura atau Pattimura yakni pahlawan nasional Indonesia dari Maluku. Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M. Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram)".
Ayahnya yang bernama Antoni Matulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram. Namanya kini diabadikan untuk Universitas Pattimura, Kodam XVI/Pattimura dan Bandar Udara Internasional Pattimura di Ambon.