Dokter Asal Afrika Selatan Ciptakan Kondom Wanita Bergigi untuk Cegah Pemerkosaan

| 12 May 2021 18:34
Dokter Asal Afrika Selatan Ciptakan Kondom Wanita Bergigi untuk Cegah Pemerkosaan
Kondom anti pemerkosaan (Foto: geniusbeauty.com)

ERA.id - Seorang dokter asal Afrika Selatan, Dr. Sonnet Ehlers membuat inovasi baru berupa kondom wanita yang memiliki gigi untuk mencegah terjadinya pemerkosaan. Dilansir dari CNN, kondom ciptaannya ini disebut dengan Rape-axe. 

Sonnet mengungkapkan bahwa ia terinspirasi membuat kondom jenis ini berkat salah seorang pasien wanitanya yang menjadi korban pemerkosaan. Menurut Sonnet ketika menangani pasien tersebut, sang pasien sangat frustasi dan seolah kehilangan nyawa hingga berharap seandainya ia memiliki gigi di bagian kemaluannya. 

"Dia menatap saya dan berkata seandainya ia memiliki gigi di sana," kata Sonnet. 

Mendengar hal itu, Sonnet yang saat itu masih menjadi residen berusia 20 tahun berjanji akan membantu orang yang bernasib sama dengan sang pasien suatu hari nanti. 

"Aku berjanji padanya bahwa aku akan melakukan sesuatu untuk membantu orang seperti dirinya suatu hari nanti," ungkap Sonnet. 

Memenuhi janjinya pada sang pasien, Sonnet akhirnya berhasil menciptakan kondom wanita yang memiliki bagian bergerigi yang menyerupai gigi. Kondom ini dibuat dari bahan lateks seperti tampon (pembalut wanita berbentuk silinder) sehingga aman saat digunakan oleh wanita.

Bagian bergerigi yang menyerupai gigi itu melapisi bagian dalam kondom dan akan membuat penis pria menempel dengan erat di dalamnya selama penetrasi. Jika penis terlanjur menempel di kondom tersebut, maka yang bisa mengeluarkannya hanyalah dokter. Dengan demikian, Sonnet berharap pihak berwenang memiliki waktu untuk menangkap sang pelaku pemerkosaan.

"Sakit, dia tidak akan bisa buang air kecil dan berjalan kalau sudah terjebak. Jika mencoba untuk melepaskan, itu akan semakin menempel dengan erat. Meski begitu, hal ini tidak merusak kulit dan tidak ada bahaya paparan cairan," lanjut Dr. Sonnet Eshler.

Afrika Selatan negara tempat Sonnet tinggal merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kasus pemerkosaan tertinggi di dunia. Laporan dari Dewan Riset Medis Nasional menemukan 28 persen pria yang disurvei di negara tersebut mengaku telah memperkosa seorang wanita atau anak perempuan, pada tahun 2009 lalu.

Dengan fenomena menyedihkan ini, Dr. Sonnet Eshler berharap penemuan terbarunya ini bisa menjadi upaya untuk mencegah para pria berpikir untuk melakukan pemerkosaan.

"Saya yakin ini adalah hal yang harus dilakukan, dan ini akan membuat pria berpikir ulang sebelum merek menyerang seorang wanita," tutup Eshler.

Rekomendasi