ERA.id - Belakangan publik dihebohkan dengan kejadian atlet yang mengalami henti jantung, seperti pemain bola asal Denmark, Christian Eriksen yang syukurnya masih bisa diselamatkan. Namun, berbeda dengan legenda bulutangkis Indonesia, Markis Kido yang meninggal karena henti jantung saat bermain bulutangkis.
Dengan kasus-kasus ini, tentunya membuat rasa penasaran masyarakat mengenai bagaimana sebenarnya pertolongan pertama yang benar dan tepat pada orang yang mengalami henti jantung. Pasien yang mengalami henti jantung jika tidak dengan segara diberikan pertolongan kemungkinan besar akan meninggal dunia.
"Jadi kalau pada menit pertama pertolongan, maka survivalnya bisa antara 21 sampai 36 persen untuk kembali sadar. Kalau didiamkan saja 20 menit berikutnya akan turun hanya sekitar 4,6 persem. 53 menit udah dipastikan 100 persen akan meninggal bila tidak dilakukan oleh teman-teman terdekatnya," ujar Dr. Radityo Prakoso, SpJP(K), saat webinar pada Kamis (1/7/2021).
Dr. Radityo menjelaskan bahwa saat menemukan orang atau teman mengalami henti jantung langsung berikan pertolongan, dengan yang pertama pastikan lokasi pemberian pertolongan aman. Usai memastikan kondisi aman, kemudian cek respon atau kesadaran dari pasien.
"Nah, kalo mendapatkan teman atau orang dengan henti jantung, yang pertama adalah pastikan lingkungannya aman untuk dilakukan pertolongan. Berikutnya cek respon, sebelum menolong aktifkan sistem emergency atau paling simple adalah minta pertolongan orang lain," ucapnya.
Adapun cek respon yang dimaksud adalah dengan menepuk bahu pasien sambil memanggil nama atau panggilan si pasien dengan keras. Jika sudah tidak ada respon langsung lakukan teknik pijat jantung pada pasien. Untuk melakukan pijat jantung, pastikan alas pasien berbaring sudah keras.
"Pertama penderita dibaringkan di tempat yang beralaskan keras, ini lakukan secara berhati-hati. Kemudian lakukan pijat jantung di tulang dada setengah bagian bawah. Tekan kuat dan cepat dengan kecepatannya 100 sampai 120 kali per menit dengan kedalaman sekitar 5 sampai 6 cm," jelas Dr. Radityo.
Selama melakukan pijat jantung pastikan melakukannya dengan sistem lepas dan tekan. Hal ini dilakukan karena fungsi jantung adalah memompa darah, yang tidak hanya mengalirkan darah ke seluruh tubuh tetapi juga menyedot darah untuk menjadi bahan di pengaliran darah selanjutnya.
Dr. Radityo juga menjelaskan posisi tubuh yang benar ketika melakukan pijat jantung. Usahakan untuk selalu bergantian setelah dua menit melakukan pijat jantung, karena hal ini cukup berat dan melelahkan.
"Posisi tangannya tegak lurus dan sikunya lurus. Gunakan punggung dan badan kita untuk menekan, karena aslinya berat. CPR yang betul 2 menit itu capeknya minta ampun. Jadi 2 menit ganti kalo bisa," lanjutnya.