Taliban Kuasai Afghanistan, Pangeran Harry Turun Tangan

| 18 Aug 2021 11:58
Taliban Kuasai Afghanistan, Pangeran Harry Turun Tangan
Pangeran Harry Afghanistan (instagram/sussexroyal)

ERA.id - Perebutan kakuasaan oleh Taliban di Afghanistan mendapat banyak sorotan publik, termasuk Pangeran Harry. Harry meminta dukungan ke veteran militer di dunia untuk saling membantu.

Dalam pernyataannya bersama dengan Dominic Reid, CEO Harry's Invictus Games, dan Lord Allen, Pangeran Harry mendorong para veteran militer untuk mencari dukungan satu sama lain atas apa yang terjadi di Afghanistan.

"Apa yang terjadi di Afghanistan bergema di seluruh komunitas Invictus internasional," tulis pernyataan tersebut di Twitter, Senin (18/8/2021).  

"Banyak negara dan pesaing yang berpartisipasi dalam keluarga Invictus Games terikat oleh pengalaman bersama melayani di Afghanistan selama dua dekade terakhir, dan selama beberapa tahun, kami telah berkompetisi bersama Tim Invictus Games Afghanistan," lanjut pernyataan itu.

Duke of Sussex tercatat telah menghabiskan 10 tahun di Angkatan Darat Inggris. Selama masa tugas tersebut, Harry ditugaskan sebanyak dua kali di Afghanistan.

Mengenai apa yang terjadi di Afghanistan, Harry pun turut memberikan dukungan dan meminta para veteran militer untuk saling membantu dan memberi dukungan satu sama lain.

"Kami mendorong semua orang di seluruh jaringan Invictus dan komunitas militer yang lebih luas untuk saling menjangkau dan menawarkan dukungan satu sama lain," ujarnya.

Selain menyampaikan pernyataan lewat Invictus Games, Harry juga merilis pernyataan resmi melalui situs resmi yayasan mereka, Archwell Foundation.

"Dunia sangat rapuh saat ini. Karena kita semua merasakan banyak lapisan rasa sakit akibat situasi di Afghanistan, kita tidak bisa berkata-kata," tulisnya dalam pernyataan resmi.

"Ketika seseorang atau komunitas menderita, bagian dari kita masing-masing melakukannya dengan mereka, apakah kita menyadarinya atau tidak," lanjutnya.

Taliban berhasil merebut Afghanistan, Kabul pada Minggu (17/8/2021). Perebutan kekuasaan itu membuat Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, meninggalkan negara itu dan militer AS pun menarik pasukannya.

Mohammad Naeem, juru bicara Kantor Politik Taliban mengatakan mereka akan membentuk pemerintahan baru di Afghanistan. Naeem menyebut Taliban ingin hidup bebas tanpa isolasi dan membangun hubungan internasional yang baik.

Rekomendasi