Rizieq Shihab Diusulkan Jadi Dubes RI untuk Taliban, Ferdinand: Mana Mungkin Jokowi Kerja Sama dengan Teroris?

| 18 Aug 2021 11:55
Rizieq Shihab Diusulkan Jadi Dubes RI untuk Taliban, Ferdinand: Mana Mungkin Jokowi Kerja Sama dengan Teroris?
Rizieq Shihab menyapa para pengikut menyambut kepulangannya (Foto: Antara)

ERA.id - Eks pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab diusulkan jadi duta besar RI untuk pemerintahan Taliban Afghanistan. Usulan itu disampaikan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof Ronnie H Rusli.

Ronnie menilai, secara akademis Rizieq Shihab cocok mengemban amanah tersebut, sebab dirinya lancar berbahasa Arab.

"Lebih cocok HRS setelah bebas jadi Dubes RI di Pemerintahan Taliban di Afghanistan menurut pendapat secara akademis karena lancar berbahasa Arab sama persis dengan bahasa yang digunakan di Qatar tempat pemimpin Taliban berada selama pendudukan Amerika di Afghanistan," kata Ronnie di akun Twitternya, dilihat Rabu (18/8/2021). 

Menanggapi itu, mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyebut tak mungkin Presiden Jokowi mau bekerja sama dengan kelompok teroris seperti Taliban.

Ia lantas mencontohkan beberapa organisasi yang kerap dianggap garis keras seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) yang dibubarkan pemerintah.

"Sy percaya Pak @jokowi mampu menganalisa tujuan dr para pendukung taliban di negeri ini kmn arahnya. JKW bkn org bodoh sprt yg mrk duga. Justru mrk yg bodoh merasa akan bisa menipu JKW. FPI dan HTI sj dibubarkan, mana mgkn JKW mau kerjasama dgn teroris?" cuit Ferdinand di akun Twitternya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh pada Selasa (17/8) mengaku bahwa dirinya masih berada di Afghanistan dan menjadi "presiden sementara yang sah". Hal itu setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Pakistan saat kelompok Taliban merebut ibu kota Kabul.

Saleh mengatakan dalam pertemuan keamanan yang dipimpin Ghani pekan lalu bahwa ia bangga pada pasukan bersenjata dan pemerintah akan melakukan segala upaya untuk memperkuat perlawanan terhadap Taliban.

Akan tetapi, Afghanistan jatuh ke tangan Taliban dalam hitungan hari, bukan hitungan bulan yang diprediksikan oleh intelijen AS.

Rekomendasi