Tim Editor
ERA.id - Belum lama ini, artis Kartika Putri blak-blakan soal perseteruan dirinya dengan dokter Richard Lee. Istri Habib Usman Bin Yahya melaporkan dokter yang kerap me-review produk kecantikan abal-abal ini atas dugaan pencemaran nama baik pada 16 Desember 2020.
Bintang film Mama Minta Pulsa ini akui semenjak melaporkan dokter Richard Lee, ia merasakan imbas negatif pada pekerjaannya. Kartika Putri kehilangan banyak program, produk endorsment yang banyak dicancel, hingga YouTube mengalami penurunan yang dahsyat.
"Langkah upaya akhir aku adalah ngediemin selama satu bulan, akhirnya laporin deh. Karena impact pekerjaannya besar sekali," ucap Kartika Putri, dikutip dari kanal YouTube MAIAALELDULTV pada Selasa (31/8/2021).
"Banyak banget (imbas negatif pekerjaan). Produk mau masuk jadi cancel semua, program jadi di cancel, terus endorsement aku jadi 90 persen tumbang, YouTube juga mati semua. Tapi, saya percaya rezeki dari Allah," lanjutnya.
Perempuan berusia 30 tahun itu tak akan mencabut laporan lantaran tak terima keluarganya menjadi bahan hujatan netizen. Bahkan, mendiang ibundanya juga tak terima keluarga anaknya menjadi sasaran.
"Saya tegakin ketika udah mulai nyenggol suami, anak aku dibully, disumpahin mati, dikatain bintang, dan habib dibully sama netizen. Waktu itu almarhum mama masih hidup, mama juga nggak terima karena bawa keluarga," ungkapnya.
Perempuan kerap disapa Karput sebenarnya ingin memaafkan dokter Richard Lee dan mencabut laporan. Hanya saja, tidak ada opini baik dari sang dokter untuk membela Kartika Putri yang banyak dibully netizen.
"Laporin cuma untuk dia berubah ya sudah selesai. Kita juga nggak ada niat buat ganti rugi, nggak ada niat apa tapi dia giring opini 'jangan-jangan lo laporin gue, makan duit damai ya, karena lo nggak laku lagi'. Semua ada buktinya," paparnya.
Ditambah lagi, dokter Richard Lee hanya datang mediasi satu kali saja, padahal sudah dijadwalkan hadir sebanyak 3 kali. Kartika Putri akui murka kepada dokter Richard Lee saat dirinya rela pulang dari Yaman ke Jakarta hanya untuk menghadiri mediasi, tetapi sang dokter tak hadir.
"Aku mikir nih orang kok nggak berhenti-berhenti juga, kita mediasi dijadwalkan sampai empat kali. Ketemu jadwal 3 kali, dua kali nggak hadir, satu kali dia hadir. Dia nggak hadir, aku pulang jauh-jauh dari Yaman, cuma satu hari taruh anakku," katanya.
"Dia nolak mediasi saat itu, dengan alasan aku pulang dari Yaman. Aku ada bukti PCR lengkap, karantina sudah. Akhirnya kita, ayo coba lagi mediasi, karena dia tidak bisa membuat redaksi yang tidak menggiring opini. Kuasa hukum aku akhirnya kasih redaksi, tapi dia menolak. Aku mikir selesai," lanjutnya.
