ERA.id - Komika Bintang Emon menanggapi soal kasus menghebohkan guru di salah satu yayasan pesantren di Kota Bandung yang melakukan pemerkosaan terhadap 12 perempuan santriwati masih di bawah umur. Bahkan, kasus ini membuat 9 perempuan melahirkan dan 2 anak didiknya ini hamil.
Lewat Instagram pribadinya, bintang film Geez&Ann ini mengecam pelaku yang tega membuka pendidikan pesantren untuk melakukan pemerkosaan terhadap belasan perempuan. Bintang Emon juga tak setuju jika ada orang yang mengatakan kejahatan seksual terjadi karena penampilan perempuan yang terbuka.
"Coba itu lihat, dia pakaiannya kayak gimana pas kejadian? Ya, lagian sih jadi perempuan bukannya di rumah aja. Ya omongan kayak gitu sebagai pencegahan gua setuju sih. Tapi tolong jangan sampai skip bahwa andil utama salah dari kejahatan seksual itu mah laki-lakinya. Itu yang di pesantren badannya kurang ketutup kain bagaimana itu?" ungkap Bintang Emon melalui video yang diunggah di Instagram pribadinya.
Pria berusia 25 tahun ini tak tega dengan nasib santriwati yang diperkosa di dalam rumah maupun pondok pesantren. Padahal, tempat itu adalah tempat ternyaman. Namun, justru dipakai oleh sang pelaku untuk melakukan kejahatan seksual.
"Kudu banget mukanya ketutupan kain juga biar kayak mumi baru? (Orang-orang bilang) Suruh siapa keluar-keluar kelayapan dari rumah? Lah, itu ada yang diperkosa dalam rumah. Di luar rumah katanya nggak aman, di dalam rumah juga ternyata nggak aman," tuturnya.
"Gua setuju pencegahan tuh harus dilakukan. Tapi kita harus sadar bahwa yang salah tuh lakinya. Jadi kalau laki kagak bisa ngontrol batangnya, mending resign aja jadi orang," lanjutnya.
Bintang Emon menggunakan teori Darwin untuk mengungkapkan kritikan pedasnya mengenai kasus pelaku inisial HW yang tega memperkosa belasan perempuan.
"Kayaknya dia tuh di teori Darwin ya, posisinya ini kera, ini manusia, nah dia di mari nih. Badannya mulai mirip orang tapi otaknya original kera yang kalau nafsu langsung dilampiasin," ungkapnya.
Bintang Emon menegaskan kejahatan seksual terjadi karena para pelaku tidak bisa mengontrol nafsu. Salah satunya seperti tindakan catcalling yang sebaiknya tak dilakukan. Ia tak menyalahkan penampilan dari perempuan yang terbuka. Sebab, pria bisa mengontrol nafsunya saat melirik perempuan yang menarik.
"Kita manusia bisa loh lihat cewek tertarik sama cewek terus nggak melampiaskan kejahatan seksual bisa tahu. Kita lihat cewek lewat terus nggak kita catcalling ternyata bisa tahu. Kita nggak catcalling itu ternyata nggak meninggal. Mungkin teman-teman yang masih ngotot anggap bercandaan mungkin belum tahu akan hal itu kali ya, mungkin takut meninggal kalau dia nggak catcalling. Ternyata masih bisa hidup tahu teman-teman," paparnya.
"Harus sampai gimana perempuan-perempuan jaga diri, badannya ditutup kain berlapis-lapis kayak gulungan bahan di tanah abang atau di rumah sendiri kita harus menyewa satpam biar merasa aman?" lanjutnya.