Ramal Isu Penundaan Pemilu-Jokowi Maju 3 Periode, Denny Darko: Indonesia Mulai Berani dengan Negara Barat

| 22 Apr 2022 21:00
Ramal Isu Penundaan Pemilu-Jokowi Maju 3 Periode, Denny Darko: Indonesia Mulai Berani dengan Negara Barat
Denny Darko (Foto: Instagram/@_dennydarko_)

ERA.id - Polemik wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode kerap diperbincangkan publik. Wacana perpanjangan masa jabatan presiden ini lagi-lagi jadi perdebatan.

Wacana tiga periode memang membuat gempar masyarakat hingga terjadi aksi demo penolakan dari mahasiswa. Isu penundaan Pemilu dan Jokowi maju 3 periode ini mendapatkan sorotan dari peramal sekaligus ahli tarot, Denny Darko.

Denny Darko mengatakan isu penundaan pemilu dan Jokowi maju 3 presiden muncul karena keresahan dari masyarakat Indonesia. Menurutnya, masyarakat Indonesia terlalu berlebihan karena membicarakan pemilu 2024.

Denny Darko (Foto: YouTube/Denny Darko)
Denny Darko (Foto: YouTube/Denny Darko)

"Kegalauan yang memang sengaja ditimbulkan di tahun 2022 atau tahun 3 pemerintahan kedua kalinya Jokowi dengan Pak Maaruf Amin. Jika, pemilu dilakukan 2024, maka kayaknya terlalu awal kita membicarakan sesuatu yang baru 2,5 tahun yang ada," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Denny Darko.

Pria berusia 44 tahun ini merasa isu ini muncul rasa kegaduhan masyarakat Indonesia. Ia menilai masyarakat Indonesia hanya fokus terhadap Pemilu 2024.

"Ada banyak sekali kegaduhan ini. Jadi, orang-orang nggak fokus untuk membangun negara ini, tapi semua orang fokus sama yang nanti akan terjadi. Seakan-akan kita hidup hanya pemilu ke pemilu berikutnya," paparnya.

"Kita harusnya men-judge situasi. Kita harus tahu ujung pandemi ke endemi adalah penghujung yang tepat untuk me-recover pertumbuhan ekonomi dengan menemukan hal baru positif yang nggak sibuk ngomongin calon presiden dan mana ini didukung 2,5 tahun lagi," lanjutnya.

Selain itu, Denny Darko melihat banyak netizen yang menyudutkan Jokowi lewat media sosial. Ditambah lagi, Indonesia lebih dekat dengan negara Barat, seperti Rusia, Amerika Serikat hingga Amerika Serikat.

"Saya nggak menyalahkan Jokowi, tetapi media sosial ini mengkatalis pemilihan umum atau kegiatan berpolitik ini menjadi sesuatu nggak bisa dikendalikan. Karena di setengah pemerintah, yang diomongin nanti pemerintahnya ini siapa?" tuturnya.

"Kita harus lebih struggle lagi dalam kehidupan berbahasa bernegara. Semenjak Pak Jokowi memerintah, Indonesia ini mulai berani dengan (negara) barat. Indonesia kayaknya lebih mesra dengan Timur, ini jadi kekhawatiran. Mereka jadi khawatir menjajakan produk ke Indonesia," lanjutnya.

Menurutnya, banyak masyarakat Indonesia yang malas kerja dan berharap bantuan dari pemerintah. Padahal, hal inilah yang membuat Indonesia menjadi tak maju.

"Ini sudah mendarahdaging pada malas kerja, malas berpikir, dan mereka berharap adanya keajaiban. Mereka yang pergi kerja ke kantor di siang-siangin biar mendekati waktu makan siang. Nah, pas makan siang itu disiang-siangin mendekati waktu pulang." tambahnya.

Rekomendasi