Selebrasi Sunyi ala Griezmann

| 08 Jul 2018 11:38
Selebrasi Sunyi ala Griezmann
Antoine Griezmann (Foto: Fifa.com)
Jakarta, era.id - Waktu permainan sudah memasuki menit ke-61. Antoine Griezmann melepaskan tendangan kaki kiri yang jadi andalannya dari luar kotak penalti. Bola melesat cepat. Kiper Uruguay, Fernando Muslera salah menepis tendangan Griezmann yang malah berujung gol.

Itulah gol kedua Prancis saat melawan Uruguay. Namun apa yang terjadi? Griezmann tidak seperti biasanya usai mencetak gol. Gelandang serang Prancis itu memilih tak melakukan selebrasi.

Pertahanan tangguh anak-anak asuhan Oscar Tabarez runtuh kedua kali di semifinal Piala Dunia 2018 oleh gol Griezmann di pertengahan babak kedua. Tapi yang menarik perhatian adalah ekspresi pemain berusia 27 tahun itu yang menaruh hormat untuk lawannya. Kali ini tidak ada gestur L (lose=kalah) yang merupakan ciri khas Griezmann.

Uruguay memang negara yang spesial untuk Griezmann. Meski lahir di Macon, Prancis, Griezmann tidak pernah membela klub dari kampung halamannya itu. Dia tumbuh di akademi sepak bola Real Sociedad di mana nasib mempertemukannya dengan sang mentor, Martin Lasarte. 

"Saya tidak merayakan gol karena ketika saya memulai karier sebagai pesepakbola profesional, saya didukung oleh seorang Uruguay yang mengajarkan saya mengenai baik dan buruk dalam dunia sepak bola. Jadi, saya menaruh rasa hormat besar kepada Uruguay sebagai negara," ujar pemain Atletico Madrid itu dilansir Goal.

Lasarte sudah seperti sosok ayah bagi Griezmann. Bahkan keduanya masih berhubungan sampai saat ini. Rekannya di Atletico, Jose Gimenez dan Diego Godin, menjadi alasan lain pemain yang sempat jadi incaran Barcelona ini menaruh hormat kepada La Celeste. Godin merupakan bapak baptis dari putri Griezmann, Mia.

"Saya juga bermain menghadapi teman-teman saya jadi rasanya normal tidak melakukan selebrasi," tegas pria yang terpilih sebagai man of the match.

Sikap Griezmann menjadi pengingat sportivitas yang dijunjung tinggi sepak bola. Di antara sekian banyak sosok yang bersaing mengincar publisitas demi keuntungannya sendiri, rasa hormat kepada lawan muncul sebagai hal yang patut diapresiasi. (Kontributor era.id/Putra Pradana)

Rekomendasi