Tim Editor
Dilansir dari ABC, Rabu (22/8/2018), akun-akun itu melakukan operasi dan terlibat dalam perilaku politik menyesatkan. Facebook menyebutnya sebagai "perilaku tidak autentik terkoordinasi" yang mencakup pembagian materi politik. Akun tersebut digunakan untuk disinformasi politik dan menargetkan para pengguna di Timur Tengah, Amerika Latin, Inggris, dan AS.
Facebook secara signifikan memang sudah meningkatkan tim pemantau platformnya sejak tahun lalu. Dimulai ketika ada pengakuan dari agen-agen Rusia kalau mereka berhasil menjalankan operasi pengaruh politik pada Facebook untuk mempengaruhi Pilpres AS 2016 lalu.
Baca juga: Facebook, Konten Teroris dan Maraknya Akun Palsu
Sinyal 'bahaya' ini dilontarkan firma cybersecurity FireEye. Hasil penelusuran mereka, jaringan akun di Facebook tadi sedang mendorong sebuah narasi anti-Saudi, anti-Israel, dan pro-Palestina. Termasuk kebijakan yang menguntungkan Iran, seperti kesepakatan nuklir AS-Iran.
"Kegiatan yang kami temukan adalah signifikan, dan menunjukkan bahwa para aktor di luar Rusia terus terlibat dalam dan bereksperimen dengan operasi pengaruh yang didorong oleh media online dan sosial untuk membentuk wacana politik," kata FireEye dalam laporan awalnya.
Tak lama setelah pengumuman Facebook, Twitter mengungkapkan pihaknya juga telah menangguhkan 284 akun untuk "manipulasi terkoordinasi,". Sebagian besar dari mereka berasal dari Iran. Sehari sebelumnya, Microsoft juga melaporkan upaya baru Rusia untuk meniru situs web AS konservatif, berpotensi sebagai bagian dari kampanye spionase.
