Atlet Bela Diri Perempuan dan Perlawanan terhadap Street Harassment

| 23 Aug 2018 19:27
Atlet Bela Diri Perempuan dan Perlawanan terhadap <i>Street Harassment</i>
Pertandingan final taekwondo nomor kyorugi antara Luo Zongshi vs Lee Ahreum (Foto: ANTARA/INASGOC/DARMAWAN)
Jakarta, era.id - Banyaknya atlet Asian Games 2018 berparas cantik jadi bukti dunia olahraga begitu berwarna. Eh, sudah? Begitu saja pesannya? Buat kami enggak. Buat kami, atlet-atlet cantik yang bahkan banyak datang dari olahraga bela diri jadi kabar baik. Jangan-jangan, ini awal dari penumpasan segala pelecehan, termasuk street harassment.

Cantik dan sendirian adalah formulasi paling pas untuk memicu terjadinya street harassment. Seenggaknya begitulah anggapan awam banyak orang selama ini. Bukan berarti kami mendefinisikan kecantikan secara sepihak. Percayalah, kata cantik di atas cuma pengantar narasi. Lagipula, terkadang kamu enggak perlu melakukan apa-apa untuk jadi korban street harassment.

Terkadang formulasi pemicu street harassment itu cuma satu: kesialan. Iya, sial ketika berjalan dan berada di ruang publik, kemudian dipertemukan dengan orang-orang iseng yang enggak bisa jaga mulut dan kelakuan. Seorang netizen bernama Kate Walton barangkali bisa jadi gambaran dari street harassment yang begitu nyata terjadi di dunia nyata, khususnya di Indonesia.

Saat itu, eksperimen sosial Walton jadi viral di jagat Twitter. Warga negara Australia yang telah tinggal selama lima tahun di Jakarta mengaku gerah karena sering mengalami street harassment berupa catcalling. Walton lalu bereksperimen, berjalan kaki seorang diri dari Pasar Mayestik menuju Plaza Senayan di kawasan Jakarta Selatan.

Selama 30 menit perjalanannya itu, Kate mengalami 13 kali street harassment, mulai dari disiuli hingga diteriaki dengan berbagai kata yang enggak asyik didengar. Eksperimen sosial itu pun dibagikan Walton di akun Twitternya, @waltonkate.

 

Selain Walton, tentu banyak bentuk street harassment lain. Yang dialami AM, perempuan 24 tahun asal Depok lebih kacau lagi. Enggak cuma diganggu siulan dan teriakan, payudara AM bahkan diremas seorang pengendara motor. Peristiwa yang dialami AM itu kebetulan terekam CCTV dan menjadi viral di media sosial.

Bermodal rekaman CCTV dan identifikasi jaket yang kebetulan dikenali betul oleh AM, polisi pun menangkap si pelaku, Ilham Sanin di kediamannya di Mekarsari, Cimanggis, Depok. Kepada polisi, Ilham menyebut pelecehan yang ia lakukan sebagai perbuatan iseng.

Atas perbuatan iseng itu, Ilham dijerat Pasal 281 KUHP tentang merusak kesopanan di muka umum dengan ancaman pidana 2 tahun 8 bulan penjara. Namun, lantaran ancaman pidananya di bawah lima tahun, polisi memutuskan untuk enggak menaham Ilham dan hanya mewajibkan laporan berkala buat Ilham.

 

Atlet perempuan ahli bela diri

Kembali pada konteks atlet perempuan dari cabang olahraga bela diri. Dalam Asian Games 2018 ini, seenggaknya ada tiga nama atlet bela diri perempuan yang paling jadi sorotan. Yang pertama, Ceyco Georgia. Di usia 19 tahun, dara cantik ini sudah mencatatkan gelar juara dunia karate WKD Junior, Kadet dan U-21 pada tahun 2015.

Kedua, tentu saja Lindswell Kwok. Namanya begitu diperbincangkan setelah dirinya berhasil mempersembahkan emas dari cabang olahraga Wushu buat Indonesia pada Asian Games 2018 ini. Di Asia Tenggara, nama Lindswell begitu disegani. Raihan 18 medali emas sejak 2017 di berbagai kompetisi internasional menyematkan julukan ratu wushu dari Asia Tenggara. Kali ini bahkan Presiden Jokowi menambahkan Lindswell sebagai ratu asia wushu.

Nama ketiga adalah Defia Rosmaniar. Raihan medali emas Defia begitu istimewa. Sebab, selain jadi raihan emas pertama buat Indonesia, kemenangan Defia jadi klimaks setelah dirinya jadi satu-satunya atlet yang tersisa dari kontingen taekwondo. Di laga puncak, Defia berhadapan dengan atlet Irak, Marjan Salahsaori.

Defia menang dalam dua babak, dengan perolehan poin 8620-8760 di babak pertama dan 8760-8470 di babak kedua. Medali emas Defia ini dimenangkan untuk nomor poomsae individu putri, nomor yang memang jadi keahlian Defia. Potensi Defia dalam nomor poomsae sejatinya telah terlihat lewat hasil baik yang berhasil ia raih di Kejuaraan Asia Taekwondo pada Mei 2018 lalu di Vietnam.

Perempuan dan bela diri

Pilihan Defia, Lindswell, dan Georgia mendalami bela diri barangkali adalah gambaran jelas bahwa bidang ini enggak mengenal gender. Semua bisa menekuninya. Dan di titik seperti ketiganya, bela diri bahkan telah jadi bagian dari diri mereka, mendatangkan capaian-capaian, baik prestasi, ketenaran, hingga materi tentunya.

Dan memang, kesadaran untuk menekuni bela diri tengah mewabah di kalangan perempuan masa kini. Ya seperti bahasan di atas, banyak perempuan kini sudah sadar pentingnya menguasai kemampuan bela diri. Ya meski pun banyak juga yang menjadikan bela diri sebagai gaya hidup. Tapi, tetap saja, ini adalah gaya hidup yang sejatinya sangat positif.

Regina misalnya. Perempuan 25 tahun yang bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan iklan ini memilih olahraga muay thai untuk melindungi dirinya. Regina paham betul, bahaya street harassment begitu nyata. Dan selama enam bulan berlatih muay thai, Regina menyadari olahraga ini telah meningkatkan refleks dan kewaspadaan dirinya.

Menurut Regina, ada sejumlah teknik yang secara spesifik dapat digunakan oleh perempuan-perempuan untuk melindungi dirinya. Lewat muay thai, ia belajar memanfaatkan kekuatannya yang enggak begitu besar dengan melakukan serangan-serangan hanya pada titik vital, seperti mata, hidung, leher, hingga bagian alat kelamin.

Dan yang paling menarik, Regina bilang, kemampuan bela diri yang ia kuasai sejatinya memang belum tentu dipraktikkan di kehidupan nyata. Tapi, yang jelas dan baginya amat penting, menguasai kemampuan bela diri berdampak besar kepadanya secara psikologis.

Dengan menguasai kemampuan bela diri, Regina enggak lagi merasa takut dan terintimidasi oleh kehadiran orang-orang iseng di sekitarnya. Kini Regina mengaku lebih percaya diri dan merasakan kesetaraan di dalam dirinya, enggak lagi bergantung kepada orang-orang lain untuk melindunginya.

Rekomendasi