Cantik dan sendirian adalah formulasi paling pas untuk memicu terjadinya street harassment. Seenggaknya begitulah anggapan awam banyak orang selama ini. Bukan berarti kami mendefinisikan kecantikan secara sepihak. Percayalah, kata cantik di atas cuma pengantar narasi. Lagipula, terkadang kamu enggak perlu melakukan apa-apa untuk jadi korban street harassment.
Terkadang formulasi pemicu street harassment itu cuma satu: kesialan. Iya, sial ketika berjalan dan berada di ruang publik, kemudian dipertemukan dengan orang-orang iseng yang enggak bisa jaga mulut dan kelakuan. Seorang netizen bernama Kate Walton barangkali bisa jadi gambaran dari street harassment yang begitu nyata terjadi di dunia nyata, khususnya di Indonesia.
Saat itu, eksperimen sosial Walton jadi viral di jagat Twitter. Warga negara Australia yang telah tinggal selama lima tahun di Jakarta mengaku gerah karena sering mengalami street harassment berupa catcalling. Walton lalu bereksperimen, berjalan kaki seorang diri dari Pasar Mayestik menuju Plaza Senayan di kawasan Jakarta Selatan.
Selama 30 menit perjalanannya itu, Kate mengalami 13 kali street harassment, mulai dari disiuli hingga diteriaki dengan berbagai kata yang enggak asyik didengar. Eksperimen sosial itu pun dibagikan Walton di akun Twitternya, @waltonkate.
-
1
-
2
-
Apple Ajukan Proposal Baru ke Indonesia, Naikkan Nilai Investasi Jadi Rp1,5 Triliun
22 Nov 2024 08:303 -
Usai Amerika Serikat dan China, Giliran Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Indonesia
22 Nov 2024 07:304 -
5