Yuk Mulai Pikirin Dampak Limbah Makanan Kita di Masa Depan

| 26 Aug 2018 05:20
Yuk Mulai Pikirin Dampak Limbah Makanan Kita di Masa Depan
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Makanan menjadi hajat penting semua mahluk hidup, namun limbahnya menjadi masalah buat semua orang. Enggak makan, enggak ada limbah dan enggak ada kehidupan, jelas ini bukan solusi.

Dilansir dari Antara, sebuah perusahaan Amerika bernama Boston Colsulting Group mengeluarkan laporan yang menyebut jumlah limbah makanan di dunia tiap tahunnya terus bertambah. Bahkan jumlah penambahan tersebut menimbulkan ancaman bagi manusia.

Boston Consulting memperkirakan limbah makanan setiap tahun akan bertambah sepertiga dalam 12 tahun kedepan, yang berarti sampai 2030 sebanyak 66 ton makanan akan hilang atau dibuang setiap detiknya dan menjadi limbah.

"Setiap tahun, 1,6 miliar ton makanan dengan nilai 1,2 triliun dolar AS hilang atau mengalir ke tempat limbah dan masalah ini terus berkembang" tulis laporan tersebut, Sabtu (25/8/2018).

Tidak hanya itu, Boston Consulting juga menyebutkan jika volume makanan yang hilang dan menjadi limbah akan naik 1,9 persen per tahun, dari 2015 sampai 2030. 

Di negara berkembang, limbah makanan terjadi selama proses produksi, berbeda dengan di negara maju yang kebanyakan limbah makanan dihasilkan karena prilaku para pengecer dan konsumen yang seringkali membeli makanan terlalu banyak.

Bahaya limbah makanan sebenarnya sudah menjadi perhatian Organisasi Makanan dan Pertanian PBB (FAO) sejak lama. FAO memperkirakan limbah makanan yang ada saat ini telah menghasilkan delapan persen dari buangan gas rumah kaca.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, PBB telah menetapkan sejumlah peraturan guna mengurangi setengah limbah makanan per kapita global dan mengurangi pembuangan makanan sepanjang rantai produksi sampai 2030.

Namun, dalam laporan Boston Consulting hal itu sia-sia. Laporan tersebut mengatakan kecil kemungkinan peraturan yang telah ditetapkan FAO akan dilaksanakan, kecuali ada tindakan mendesak yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan dan konsumen.

Eko-label, Organisasi Makanan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan bahwa hilangnya dan limbah makanan berjumlah delapan persen dari buangan gas rumah kaca global.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, PBB telah menetapkan sasaran guna "mengurangi sampai setengah limbah makanan per kapita global, dan mengurangi hilangnya makanan sepanjang rantai produksi dan pasokan sampai 2030".

Namun, laporan itu mengatakan hanya ada sedikit kesempatan untuk memenuhi sasaran tersebut kecuali tindakan mendesak dilakukan oleh pemerintah, perusahaan dan konsumen.

Menurut laporan Boston Consulting penggunaan Eko-label pada makanan dapat mendorong pengurangan limbah makanan. Label tersebut akan memaksa konsumen agar membeli makanan dari perusahaan-perusahaan yang berkomitmen mengurangi limbah.

Selain metode itu, metode lain yang dapat digunakan yaitu perubahan kebijakan pemerintah agar lebih tegas dalam mengawasi peredaran limbah makanan.

Tags : lifestyle
Rekomendasi