Sunat Bagi Bayi Perempuan, Perlukah?

| 19 Sep 2018 20:05
Sunat Bagi Bayi Perempuan, Perlukah?
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Sunat pada bayi perempuan hingga saat ini masih menjadi kontroversi. Namun Direktur Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Eni Gustina, MPH bilang, hal tersebut masuk dalam kategori kekerasan terhadap anak. 

Eni menuturkan, persentase Indonesia dalam melakukan praktik sunat anak perempuan cukup tinggi. Dia mengungkapkan jika para bidan sudah sepakat dan berkomitmen untuk tidak melakukan sunat pada anak perempuan. 

"Ini terkait kekerasan anak. Di UNICEF, Indonesia cukup tinggi sehingga kita di judge sebagai pelaku kekerasan terhadap anak karena sunat perempuan. Melalui kongres IBI (Ikatan Bidan Indonesia) sudah disampaikan bahwa bidan-bidan tidak boleh melakukan sunat perempuan," ujar Eni ditemui dalam sebuah diskusi di Jakarta, seperti dikutip Antara, Rabu (19/9/2018).

Menurut Eni, praktik sunat anak perempuan di Indonesia masih masuk dalam budaya turun-menurun. Namun pada sisi kesehatan, sunat ini tidak ada manfaatnya. 

"Ini bagian dari budaya, ini kayak mitos. Sunat enggak ada manfaatnya sama sekali untuk perempuan. Bahkan sekarang menyentuh kulit kelamin anak saja enggak boleh," terang dia. 

Meski belum ditemukan bahaya dari sunat perempuan, bagi Eni praktik sunat perempuan bisa mendatangkan infeksi jika tidak dilakukan dengan benar.

"Itu organ dilukai bisa terjadi infeksi. Itu kan bagian paling sensitif untuk berhubungan seksual, bayangin kalau harus dibuang. Di Indonesia ada yang ringan sunatnya, cuma digores, disayat sampai dipotong. Tapi itu tidak boleh dan itu masuk pada kekerasan terhadap anak dan perempuan," tutup Eni. 

Tags : kesehatan
Rekomendasi