Jakmania--sebutan suporter militan Persija-- dan Viking (kelompok suporter Persib) kerap terlibat bentrokan fisik ketika dua tim kesayangan mereka bertemu. Sejak kapankah akar kebencian antara dua kelompok suporter ini terjadi?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang awal mula perseteruan Jakmania dan Viking. Ada baiknya kita pahami dulu perbedaan antara Viking dengan Bobotoh. Dilansir dari bandungaktual.com, Viking adalah kelompok suporter Persib Bandung yang terbentuk pada 1993. Sedangkan Bobotoh merupakan julukan untuk semua pendukung Persib. Artinya, siapapun yang mendukung Persib adalah Bobotoh.
Perseteruan antara Jakmania dan Viking kali pertama terjadi sekitar tahun 2001an, atau empat tahun setelah Jakmania lahir. Padahal awalnya, dua kelompok suporter besar ini berkawan. Mereka saling jamu ketika tim lawan bertandang, saling memberikan yel-yel persahabatan hingga saling melindungi.
Namun persahabatan itu terkoyak ketika ratusan Jakmania mengawal Persija bertandang ke Stadion Siliwangi, Bandung, sejumlah Viking karbitan menyebabkan dua anggota Jakmania gegar otak. Dari situlah awal mula tertanamnya dendam.
Upaya damai kerap dilakukan kedua pihak. Kepolisian hingga kementerian, sebagai pihak ketiga, juga sudah berkali-kali menjadi mediator. Tapi usia perdamaian tidak pernah bertahan lama. Garis perbatasan seperti Bogor, Depok atau Bekasi yang terpecah antara Jakmania dan Viking juga menjadi salah satu faktor sulitnya perdamaian tercipta. Situasi panas kerap terjadi di sana.
Tidak hanya itu. Ujaran kebencian yang tertulis di kaus, spanduk, dan media sosial juga semakin memanaskan perseteruan. Sejak 2012, rivalitas antara Jakmania dan Viking telah merenggut tujuh nyawa. Pantaskan sepak bola diwarnai dengan pertumpahan darah? Sepak bola bukan ladang pertumpahan darah. Semoga tidak ada lagi korban setelah Harlingga.
Baca Juga : Setop Kekerasan dalam Sepak Bola!