Pengumuman ini disampaikan Path lewat blog resmi mereka siang tadi. Kali ini, mereka menegaskan salam kali ini akan betul-betul jadi salam perpisahan yang menandai penghentian seluruh operasional mereka.
"Dengan berat hati kami mengumumkan bahwa kami berhenti menyediakan layanan yang kami cintai, Path," tertulis dalam blog Path.
Enggak cuma salam perpisahan, dalam pesan yang sama, Path turut memberitahukan bahwa para penggunanya kini sudah enggak bisa lagi mem-back up data mereka setelah hari ini (18/10/2018) berakhir.
"Anda tidak akan dapat mengakses opsi back-up data setelah 18 Oktober 2018. Kami mungkin tidak menyimpan salinan data Anda sejak hari ini."
Sore tadi, kami mencoba mengakses aplikasi Path di perangkat mobile kami. Hasilnya, kami masih bisa mengakses seluruh akses Path secara penuh, termasuk melakukan unggahan baru dan memberikan komentar.
Meski begitu, Path telah dipastikan hilang dan enggak bisa lagi diunduh. Menurut kabar, sejak 1 Oktober kemarin, aplikasi Path sudah enggak tersedia di Google Play Store dan AppStore.
Sebelumnya, pada September silam, Path sudah melemparkan salam perpisahan bernada sama. Namun, saat itu Path masih memberikan kesempatan bagi para penggunanya untuk melakukan back up data.
Gerakan massal mengenang Path
Saat itu, kabar tutupnya Path diwarnai dengan gerakan massal publik media sosial. Ramai-ramai, netizen mengunggah momen-momen paling berkesan yang sempat mereka bagikan lewat aplikasi Path di akun Twitter dan Instagram mereka.
Path sejatinya telah sejak awal menjadi media sosial dengan berbagai fitur paling personal. Makanya, enggak heran, perpisahan Path dengan para penggunanya jadi salah satu perpisahan paling emosional antara sebuah platform media sosial dengan penggunanya.
Baca Juga : Tak Ada Media Sosial yang Lebih Medsos Daripada Path
Ada yang mengungkap bagaimana asyiknya kirim-kiriman kode lewat update-an Listening To, ada yang mengenang selera musiknya yang dulu ternyata amat katrok, ada yang berhasil mengingat film-film yang menginspirasi hidupnya.
Atau malahan netizen yang betul-betul sial (dan yang jelas bukan saya) karena mendapati fotonya duduk di atas Vespa bersama sang mantan pacar sembari makan sate padang di kawasan Taman Suropati. Pokoknya, macam-macamlah kenangan para netizen yang berhasil dibangunkan Path dalam flashback singkat mereka.
Baca Juga : Bagaimana Jika Path Enggak Benar-benar Tutup?
Memang, sejumlah fitur Path membantu kita menikmati pengalaman yang sangat personal dalam bermedia sosial. Algoritma pertemanan yang terbatas di angka 150, misalnya. Algoritma ini membuat kita lebih leluasa membagikan hal-hal yang bersifat personal. Coba saja, apa yang lebih personal dari mengumumkan waktu bangun dan waktu tidurmu lewat fitur Sleep dan Awake.
Jadi, jika ini betul-betul akhir dari perjalanan Path, maka Path telah mengakhiri perjalanan ini dalam reputasi yang sangat baik, lewat kenangan yang dijahit oleh berbagai fitur dan pertemanan yang dipererat lewat algoritma inner circle-nya. Goodbye, Path!