Faktanya, ini tidaklah benar. Makanan yang sudah jatuh, itu akan terkontaminasi dengan kuman dan bakteri.
Dilansir dari MensHealth.com, menurut Paul Dawson dan Brian Sheldon ilmuwan makanan dan penulis Did You Just Eat That?, makanan yang bersentuhan dengan benda lain, itu berarti akan ada transfer bakteri.
"Konklusinya, ketika makanan bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi, dengan segera akan ada perpindahan bakteri," kata mereka.
Pada tahun 2006, Dawson menerbitkan penelitian peer-review untuk menyelidiki apakah lamanya waktu makanan menyentuh permukaan yang terkontaminasi mempengaruhi apakah bakteri dipindahkan ke makanan.
Para ilmuwan menguji dengan tiga permukaan berbeda (ubin, karpet, dan kayu) yang terdapat bakteri salmonella. Kemudian, tiga permukaan itu dijatuhkan makanan, bologna dan roti ke setiap permukaan tadi. Lalu, diukur berapa bakteri yang terdapat di makanan tersebut dalam 5, 30, dan 60 detik.
"Kami menemukan bahwa bakteri dipindahkan ke bologna setelah hanya lima detik waktu kontak, dengan demikian menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak aman untuk dimakan," ujar mereka.
Percobaan selanjutnya dilakukan di ubin yang terkontaminasi bakteri salmonella selama satu bulan. "Ternyata, bakteri itu membentuk spora dan spora itu bisa bertahan bertahun-tahun," kata para penulis.
Selain itu, pada tahun 2016, penelitian lain yang serupa pernah dilakukan dari Universitas Rutgers. Penelitian ini memasukkan lebih banyak variasi makanan dalam eksperimennya. Di antaranya, semangka, roti tawar, roti mentega, dan permen kenyal beruang, yang dijatuhkan ke berbagai permukaan benda berbakteri.
Hasilnya, semangka menyedot bakteri yang paling banyak karena bakteri bergerak cepat melalui kelembapan.
Jadi, masih mau makan makanan yang sudah bersentuhan dengan lantai?
Ilustrasi permen kenyal beruang. (Pixabay)