"Ada kisah-kisah yang menyenangkan, ada yang menyedihkan, dan ada pula yang tidak keduanya, seperti kisah saya bersama Ducati," ungkap Lorenzo di dalam video yang diunggah laman resmi MotoGP.com, Senin (19/11).
Lorenzo meninggalkan Yamaha untuk membalap selama dua musim (2017-2018) bersama tim pabrikan Ducati. Juara dunia MotoGP tiga kali itu tidak terlalu baik mengawali tahun pertamanya dengan Ducati.
Lorenzo sadar, menerima tantangan menjadi juara dunia bersama Ducati tidaklah mudah.
"Saya sangat sadar dengan kesulitannya, tapi saya kaget ketika mencoba motor mereka untuk pertama kalinya, itu jauh di luar dari apa yang saya perkirakan. Sedikit demi sedikit, saya menyadari bahwa semua kemampuan, yang membawa saya menjadi seorang juara dunia, tak berguna lagi untuk saya," kata Lorenzo.
"Saya harus bekerja setiap waktu untuk mempelajari semuanya dan setiap orang," kata dia.
Debut bersama Ducati di GP Qatar tidak seperti yang dibayangkan, di Sirkuit Austin juga. Belum lagi Lorenzo jatuh di Argentina.
Sejak itu kritik datang yang mengatakan pebalap asal Spanyol itu tidak bisa beradaptasi dengan motor barunya.
Di tahun pertamanya bersama Ducati, Lorenzo hanya tiga kali naik podium, dua kali podium ketiga di Jerez dan Aragon, serta runner-up di Sepang.
Momen kritis tiba di balapan GP Prancis di Sirkuit Le Mans. Di tahun keduanya bersama Ducati kala itu Lorenzo yang memimpin lomba di Le Mans kehilangan posisinya di depan dan hanya mampu finis keenam.
"Situasinya kritis dan karier saya terancam," kata Lorenzo.
Saat itu pula, Lorenzo mendapati kritikan pedas dari bos Ducati Claudio Domenicali yang mengatakan Ducati telah menghabiskan banyak uang untuk menarik Lorenzo dari Yamaha, tapi pebalap Spanyol itu tidak bisa menggunakan potensi terbaik dari motor Ducati.
Lorenzo pun sempat berpikir untuk pensiun di usianya yang ke-31 kala itu.
"Tapi pemikiran untuk meninggalkan olahraga ini membuat saya semakin sedih. Ini bukanlah saatnya. Saya ingin menunjukkan saya bisa menang lagi," kata Lorenzo.
Balapan seri keenam di Mugello, Italia menjadi titik balik Lorenzo. Dengan suku cadang baru untuk mesin, fairing baru, Lorenzo merebut podium pertama di Mugello.
"Saya berhasil. Tak pernah selama hidup ini saya berteriak demikian kencangnya di dalam helm," kata Lorenzo. "Tak ada kemenangan yang lebih indah daripada menang di Italia bersama Ducati."
Di balapan selanjutnya di Catalunya, Lorenzo kembali naik podium pertama bersama Ducati. Kemudian podium kedua di Brno, Ceko.
Lorenzo melanjutkan tradisi kemenangan Ducati di Austria dengan mengalahkan Marc Marquez.
"Di balapan, seperti halnya kehidupan nyata, keputusan adalah segalanya. Suatu keputusan bagus atau buruk bisa merubah semuanya," kata Lorenzo.
Cedera yang dia alami ketika turun di Aragon membuat Lorenzo absen beberapa balapan menjelang akhir musim.
"Di sanalah cedera mulai mendera, yang menghalangi saya dari perpisahan yang saya pernah bayangkan. Tidak adil rasanya jika hanya membiarkan beberapa balapan yang kurang beruntung menodai dua tahun yang magis yang akan selalu mendapat tempat yang spesial di hati saya," ungkap Lorenzo.
Bersama Ducati, Lorenzo menutup musim MotoGP 2018 di peringkat sembilan klasemen pebalap dengan 134 poin.
"Terima kasih atas kecemerlangan dan kerja keras dari semua teknisi dan mekanik di pabrik. Kami berhasil membuat GP18 motor terbaik di grid. Dan ini adalah suatu warisan di mana saya menjadi bagian di dalamnya, dan akan saya kenang dengan bangga," kata Lorenzo.
"Untuk terakhir kalinya, Forza Ducati! Ciao belli ciao!" tutup Lorenzo.
Selepas dari Ducati, Lorenzo akan membalap untuk tim Repsol Honda selama dua musim ke depan bersama Marc Marquez.
Baca Juga : Dani Pedrosa Sandang Gelar Legenda MotoGP