Natal Momentum Menjaga Kedamaian Bersama

| 25 Dec 2018 18:26
Natal Momentum Menjaga Kedamaian Bersama
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Perayaan Natal tahun ini jadi momen berarti bagi semua orang yang merayakannya. Namun di antara perasaan sukacita tersirat duka bagi mereka yang baru saja tertimpa musibah karena gelombang dan tsunami di Selat Sunda. 

Atmosfer Natal tahun 2018 juga akan menjadi pembuka dari tahun politik yang lebih panas. Di mana tinggal hitungan bulan bahkan hari lagi menuju pagelaran Pemilu dan Pilpres 2019.

Dipenghujung tahun ini juga, kita dapati berbagai kasus yang memicu pergesekan antar umat beragama. Mulai dari kasus perusakan Pura di Lumajang, perusakan Masjid di Tuban, persekusi terhadap biksu di Tangerang, sampai yang terbaru kasus soal pemotongan salib makam umat kristiani Albertus Slamet Sugihardi.

Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo mengamini situasi dan kondisi yang ada saat ini. "Ditahun politik panas ini banyak terjadi manipulasi fakta dan data," katanya dalam acara wawancara Berita Satu, seperti dikutip era.id, Selasa (25/12/2018).

Benny mengatakan kejadian seperti itu berkembang, seiring dengan merebaknya berita hoaks di masyarakat. Di mana sebagian masyarakat justru percaya dengan kabar bohong itu. 

"Hoaks menjadi kepercayaan sebagian orang," katanya. 

Oleh karena itu, di momen Natal yang kerap disimbolkan sebagai hari damai ini, setiap orang harusnya belajar untuk lebih memiliki rasa welas asih. "Orang yang memiliki welas asih tidak mudah menyebarkan kebohongan, fitnah, tapi orang akhirnya mengecek dulu sebuah kabar itu benar atau tidak," jelas Benny.

Ditambahkan Benny pada hari raya Natal tahun ini, terdapat beberapa nilai penting yang dapat mempertahankan kedamaian. Yang pertama yang harus kita pahami adalah Natal melahirkan sikap perubahan tata nilai dalam kehidupan. 

"Melahirkan sikap-sikap welas asih, sikap-sikap cinta, dan sikap-sikap kita mau mengubah menjadi manusia baru. Lahir baru dalam cara pandang, cara pikir, dan juga cara penyampaian," lanjutnya.

Lewat momen perayaan Natal ini pula, kita sebagai umat beragama haruslah menjaga kedamaian dalam kerukunan umat beragama dan membebaskan diri dari sifat-sifat buruk yang pada akhirnya dapat merusak keberagaman budaya yang telah terjalin.

"Damai sejahtera itu adalah, ketika setiap umat beriman itu mampu mnyampaikan kesejukan. maka kita harus membangun kultur baru yang menyejukan yang mendamaikan, kultur yang membawa persatuan bukan yang menghancurkan rasa persatuan itu," pungkasnya. 

Rekomendasi