"Bullying terjadi karena para pelakunya merasa lebih hebat, lebih baik, atau lebih segalanya. Dia memanfaatkan media sosial karena identitasnya bisa disembunyikan," katanya, dilansir Antara, Jumat (18/1/2019).
Indah mengatakan, kasus bullying mulai marak di media sosial sejak berkembangnya teknologi saat ini, khususnya media sosial.
"Situasi ini bisa berdampak buruk untuk pelaku maupun korban jika terus terjadi," katanya.
Bagi korban, dia menyarankan, agar berani berbagi atau bercerita, mendekati orang atau kegiatan yang berdampak positif, serta bersyukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Indah menerangkan, bullying dilakukan pelaku yang kurang memiliki kepekaan sosial serta minim rasa simpati dan empati sehingga cenderung menghiraukan konsekuensi akibat serta minimnya rasa tanggung jawab.
Menurutnya, di media sosial, pelaku lebih gampang mem-bully, karena identitas tertutup, jauh dari korban.
Karenanya, Indah mengimbau setiap pribadi harus menjadi teman yang baik, lebih peka terhadap situasi sosial, memanfaatkan teknologi secara cerdas dan terus menjalin komunikasi dengan para tenaga ahli di bidang terkait.