"Itu bukan tujuan saya sekarang. Saya pikir itu harus terjadi secara alami. Dan jika kita menemukan seseorang yang hebat yang kita anggap cocok dengan kepribadian dan cocok secara gaya, maka saya bisa mencoba melakukan sesuatu dengan seseorang itu, ujar Mike dilansir NME, Kamis (21/2/2019).
Dalam sebuah obrolan lain, Mike juga mengatakan, Linkin Park tidak akan masuk studio atau tampil di panggung. Jika melakukan itu, berarti kami perlu memiliki beberapa orang lain sebagai additional player untuk mendapat hasil yang baik, maka kami akan melakukannya, kata dia.
"Saya pikir ada banyak penggemar yang ingin terus melihat kami di atas panggung dan ingin terus mendengarkan musik kami," lanjut Mike.
"Permintaan terus-menerus dari penggemar akan menjadi pendorong bagi Linkin Park untuk kembali. Tetapi seperti yang saya katakan sebelumnya, itu harus terjadi secara alami. Saya tidak akan sengaja mencari dan memasang poster tentang vokalis yang diinginkan. Saya pikir itu sepenuhnya tidak pantas dan merupakan ide yang buruk," jelasnya.
Pertengahan tahun lalu Shinoda merilis album penuh bertajuk Post Traumatic sebagai penghormatan kepada Chester. Di dalamnya, berisi tiga lagu yang semuanya berkisah tentang vokalis yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri itu.
Ini merupakan kemajuan bagi Shinoda yang sebelumnya merasa tidak percaya diri lagi menulis lagu. Kepada majalah Kerrang ia mengaku kesulitan membuat lagu setelah ditinggal kolaboratornya, Chester.
"Satu pekan setelah Chester meninggal, rencana memasuki studio benar-benar berubah menjadi sebuah ketakutan," kata Shinoda.
"Bukan hanya (ketakutan akan) mengeluarkan ide sebuah lagu. Tapi, dalam situasi ini, ada ketakutan lain bagi kami, 'Bagaimana jika saya tidak mampu membuat lagu bagus lagi (tanpa Chester)," tandasnya,