Tim Editor
Ditemui dalam acara syukuran dan gathering bersama media di Queenshead, Kemang Raya, Jakarta Selatan pada Senin (25/2/2019) sore, sang sutradara mengatakan proses penulisan film Perempuan Tanah Jahanam memakan waktu cukup lama.
“Saya kalau syuting itu saya butuh pasti bahwa film ini memiliki support system yang baik, kru-krunya harus kru terbaik, dan pemainnya harus pemain-pemain terbaik. Dan akhirnya saya menemukan partnership di Base Entertainment, CJ Entertainment, Rapi Film yang semua sangat support sekali. Dan kebetulan saya bertemu dengan pemain-pemain terbaik ini,” tutur Joko Anwar kepada era.id.
Dalam Perempuan Tanah Jahanam, sutradara yang juga sedang mempersiapkan film superhero Gundala tersebut meminang beberapa aktris kawakan. Seperti Tara Basro, Marissa Anita, Christine Hakim, Ario Bayu, Asmara Abigail, dan beberapa artis pendukung lainnya.
“Mungkin hanya Christine Hakim yang dipilih langsung oleh saya melalui pendekatan hati,” canda sang sutradara.
“Karena kebetulan saya bertemu dengan Christine Hakim waktu saya sedang di Yogyakarta. Setelah saya ceritakan tentang filmnya, langsung saya tawarkan ke beliau," ungkapnya.
Para pemain 'Perempuan Tanah Jahanam' (Maretian/era.id)
Bagi Christine Hakim, film ini merupakan sebuah tantangan. Karena, bermain dalam film horor merupakan pertama kalinya buat aktris yang pernah beradu akting dengan Julia Roberts ini.
“Ini tentu tantangan. Kebetulan saya bekerja sebagai TKN di bidang pemberdayaan perempuan yang image baik-baik sebagai pengangkat harkat perempuan. Nah, di sini peran saya bertolak belakang yang jadi perempuan jahanam banget lah pokoknya,“ tutur aktris yang fenomenal sebagai pemeran Cut Nyak Dien tersebut.
Film Perempuan Tanah Jahanam ini bercerita tentang dua orang perempuan kota, Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita) yang pergi ke sebuah desa terpencil dengan harapan mengejar warisan dari kerabat yang tinggal di desa tersebut dalam rangka untuk memperbaiki kehidupan ekonominya. Namun ternyata kedatangan mereka ke desa tersebut sudah ditunggu oleh para penduduknya karena akan dibunuh dalam rangka menghapus sebuah kutukan yang menimpa desa tersebut.
Syutingnya akan mengambil lokasi di kawasan Banyuwangi, Lumajang, Ijen, dan beberapa tempat yang masih terlihat belum terjamah oleh manusia. Rencananya, Joko Anwar beserta kru akan berangkat dalam tiga hari ke depan untuk melakukan proses pengambilan gambar. Filmnya ini akan naik ke layar bioskop pada pertengahan September mendatang.
