Us bercerita tentang teror yang dialami keluarga Wilson, Adelaide/Addy (Lupita Nyong'o). Gabe (Winston Duke) dan kedua anak mereka, Zora (Shahadi Wright Joseph) dan Jason (Evan Alex) ketika mereka berlibur ke sebuah daerah di sekitar Pantai Santa Cruz. Malam di hari pertama liburan mereka, keluarga Wilson didatangi empat doppelganger alias kembaran yang enggak memiliki hubungan darah.
Keempatnya tampak sama persis dengan masing-masing anggota keluarga Wilson. Bersenjatakan gunting emas, doppelganger bersetelan merah-merah itu berupaya membunuh keluarga Wilson. Segala ketegangan pun dimulai sejak menit itu. Pelarian, perlawanan dan segala upaya bertahan hidup keluarga Wilson mengantar para penonton pada petunjuk-petunjuk baru yang dibangun Peele untuk menggambarkan keseluruhan cerita dalam film.
Secara mitologi, doppelganger kerap dikaitkan dengan nasib buruk. Begini, ketika seseorang bertemu dengan doppelganger-nya, maka salah satu di antaranya diyakini harus mati. Sebab, hanya ada satu tempat untuk satu orang di dunia ini. Seperti narasi yang dibangun Peele di penghujung film: satu jiwa untuk satu tubuh.
Peele berhasil mengadopsi mitologi tentang doppelganger sebagai benang merah cerita yang penuh pesan. Doppelganger adalah cara Peele melempar pesan kepada penontonnya, bahwa musuh terbesar setiap manusia adalah diri mereka sendiri. Ya, seperti judul film yang diusung Peele: Us atau "kita".
Dalam konteks yang lebih luas, Us adalah kritik keras Peele terhadap sejumlah isu yang tengah terjadi di dunia nyata. Kamu bisa saja menikmati Us dengan sekali lewat dan keluar bioskop dengan membawa kesan mengerikan, memberitahu semua orang tentang liarnya fantasi Peele. Tapi, Us nyatanya lebih dari itu. Film yang didominasi pemain kulit hitam ini adalah penegasan Peele sebagai sutradara dengan kepekaan tinggi terhadap isu sosial.
Us dibuka dengan sebuah tayangan televisi yang mengampanyekan gerakan "rantai manusia". Gerakan semacam ini nyatanya pernah terjadi di tahun 1986. Saat itu, masyarakat Amerika Serikat (Amrik) menggelar sebuah gerakan amal bertajuk Hands Across America.
Gerakan yang mengusung nilai kepedulian masyarakat Amrik terhadap kelaparan di Afrika itu diyakini berhasil menyatukan genggaman tangan enam juta masyarakat Amrik selama kurang lebih lima belas menit. Meski begitu, gerakan ini juga banyak disebut sebagai simbol yang melahirkan arogansi Amrik terkait ambisi membangun tembok untuk mereka sendiri.
Isu itu nampak relevan dengan apa yang terjadi di Amrik saat ini, dengan Donald Trump dan ambisinya membangun tembok pemisah antara Amrik dan Meksiko. Dalam film Us, Peele turut menyentil ambisi Trump dengan menampilkan kontradiksi. Coba ingat, bagaimana rencana Addy mengajak keluarganya menyelamatkan diri ke Meksiko, lari dari Amrik yang mulai dikuasai doppelganger.
Ya, selain bisa dimaknai sebagai "kita", Us juga bisa dimaknai sebagai akronim dari United States (US). Lewat Us, Peele mengkritik semangat dan cita-cita bernegara yang diusung Negeri Paman Sam sejak dulu: American Dream, yang bagi Peele adalah sebuah impian semu dan menyesatkan, yang justru hanya memperlebar jarak antara masyarakat Amrik, memperparah kesenjangan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah.
Kemunculan doppelganger dalam film berhasil merepresentasikan konflik antara masyarakat kelas atas --keluarga Wilson dan seluruh manusia lain-- dan masyarakat kelas bawah yang diwakili para doppelganger yang digambarkan hidup di lorong-lorong kereta bawah tanah di bawah daratan Amrik yang penuh dengan pesona dan kekuatan. Pemberontakan doppelganger yang dibalut suasana apokaliptik ini berhasil Peele sajikan sebagai kritik keras terhadap Amrik.
-
Entertainment28 May 2025 13:26
Teror Mistis Lorong Kost Siap Menghantui Penonton 26 Juni 2025
-
Film04 Oct 2023 10:07
Sedikit Cerita tentang Film "The Exorcist: Believer"
-
Lounge22 Aug 2019 09:15
Tak Ada Waktu untuk James Bond Mati