City datang ke Anfield dengan status jawara klasmen Liga Inggris. The Citizens memenangi 20 pertandingan dan cuma menyisakan hasil seri dua kali. Tim ini belum tahu pedihnya rasa kekalahan.
Pertandingan awalnya bakal berakhir imbang. Sama kuat 1-1 hingga turun minum. Namun masuk ke babak kedua, bandul kemenangan seakan menjauh dari City. Gawang mereka koyak lagi tiga kali. Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah gantian menjebol gawang City.
Tapi bukan Liverpool namanya jika punya pertahanan yang mumpuni. Keunggulan tiga biji tidak berarti wajib tenang. Apalagi yang dihadapi itu City. Bernardo Silva dan Ilkay Gundogan berhasil memperkecil ketinggalan.
Peluit panjang menandakan berakhirnya perjuangan City. Sekaligus mencoreng torehan 23 pekan tanpa cela.
Lompat pelatih Jurgen Klopp kali ini lebih tinggi dibanding Pep. Keduanya memang identik dengan pelatih yang tidak bisa diam di pinggir lapangan. Tapi di beberapa kesempatan, Klopp memang lebih sering unggul dibanding Pep.
Klopp mengakui City merupakan lawan yang sulit. Apalagi dia rutin menonton permainan City untuk menganalisa cara meredamnya. Dan butuh tim yang bagus untuk bisa mengatasinya.
"Anda membutuhkan tim sepak bola yang benar-benar bagus untuk melakukan itu dan terima kasih Tuhan saya memilikinya," kata Klopp dalam situs resmi Liverpool, Senin (15/1/2018).
Kemenangan ini sinyal buat klub Liga Inggris lainnya, kalau Liverpool tidak berubah meski ditinggal Philippe Coutinho. Nama terakhir memang jadi roh permainan Liverpool selama ini, dan akhirnya terbang ke Barcelona.
"Ini adalah pernyataan besar. Kami tahu bahwa kami mampu melakukan itu, tapi masih ada pekerjaan untuk menunjukkannya," Klopp menambahkan.