Jakarta, era.id - Sebuah penyelidikan yang dilakukan di Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta baru tentang penggunaan vape dan dampaknya terhadap kesehatan. Dalam penyelidikan itu terungkap, vape disinyalir menyebabkan penyakit paru-paru misterius.
Penyelidikan itu dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Seperti diberitakan The Verge, penyelidikan mendalami 153 kasus penyakit paru-paru yang terjadi secara misterius itu. Penyelidikan dilakukan bersama 16 negara bagian tempat kasus-kasus tersebut dilaporkan, sejak 28 Juni sampai 20 Agustus lalu.
CDC menduga penyakit ini muncul berangsur-angsur, ditandai dengan munculnya gejala-gejala seperti susah bernafas, nafas pendek, dan atau nyeri dada. Beberapa kasus juga ada yang menyerang penyakit pencernaan ringan, sedang, termasuk muntah, diare, dan kelelahan. Sementara tidak ada korban jiwa karena penyakit yang mesih belum diketahui namanya itu.
Dalam penyelidikan CDC dan negara-negara bagian yang terkena dampak belum mengidentifikasi penyebab dari penyakit misterius tersebut. Namun yang pasti, dari semua kasus yang dilaporkan, mereka telah menggunakan vape.
Selain itu dalam banyak kasus, orang-orang yang kena penyakit tersebut mengatakan mereka juga menggunakan produk yang mengandung tetrahydrocannabinol (THC). Seperti diketahui senyawa THC juga ditemukan dalam tanaman ganja, sehingga orang bisa saja nge-vape produk ganja.
CDC meminta dokter untuk melaporkan setiap kasus yang dicurigai ke lembaga tersebut berikut dengan rincian gejala-gejala yang timbul setelah nge-vape. Sementara pihak Badan Makanan dan Obat-obatan AS juga menyelidiki rokok elektrik yang rusak dan meminta masyarakat melapor jika ada yang mengalami masalah serupa secara online.
CDC mengatakan sebagian besar kasus melibatkan remaja dan orang dewasa muda. Data dari lembaga itu juga mencatat jumlah siswa sekolah menegah meningkat sebanyak 78 persen antara 2017 dan 2018, dimana sebanyak 27 persen penggunanya menggunakan rokok elektrik itu secara teratur.
Sementara itu, dilaporkan Kontan, di Indonesia, jumlah pengguna rokok elektrik semakin meningkat. Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mengatakan sampai 2018 jumlah pengguna rokok elektrik di Indonesia mencapai 1,2 juta orang. Sementara untuk tahun ini, mereka memprediksi jumlahnya bertambah sekitar 1 juta pengguna lagi.