'Menertawakan' Kelainan Alopecia Ala Seleb TikTok Hayden Montross

| 02 Sep 2019 17:09
'Menertawakan' Kelainan Alopecia Ala Seleb TikTok Hayden Montross
Hayden Montross (Instagram/haydenmontross)
Jakarta, era.id - Sebuah video TikTok memicu sorotan tentang kelainan bernama alopecia. Hayden Montross jadi tokoh yang memancing perhatian ini.

Remaja 17 tahun asal Georgia, Amerika Serikat ini membuat sebuah konten video yang membawa pesan positif tentang penderita alopecia. Pesan itu ia sampaikan dalam balutan humor tentang keuntungan berkencan dengan gadis penderita alopecia.

Keuntungan yang disebut Montross, di antaranya adalah ia tak akan menghabiskan banyak waktu untuk menata rambut. Selain itu, menurut Montross, sebagai penderita alopecia, ia seringkali mendapat makanan gratis dari orang-orang yang mengasihaninya.

Menurut Montross, ia kerap dikira menderita kanker karena tak ada rambut di kepalanya. Baginya, itu keuntungan. Video TikTok Montross telah membuat 141.000 pengikutnya terkesan.

Beberapa menuliskan kekaguman terhadap cara Montross menghadapi kondisinya. "Saya suka orang yang dapat melihat sisi positif," tulis seorang pengikut dalam komentar video.

[VIDEO TIKTOK HAYDEN MONTROSS]

Apa itu alopecia?

Alopecia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kerontokan rambut lebih banyak daripada intensitas rambut yang tumbuh di kepala. Dalam kondisi normal, rata-rata rambut manusia rontok sebanyak 50 sampai seratus helai per hari.

Sedang, bagi penderita alopecia, mereka mengalami kerontokan rambut lebih dari seratus helai per hari. Menurut American Academy of Dermatology, ada tiga jenis alopecia.

Pertama, alopecia areata, di mana kebotakan hanya terjadi di titik-titik tertentu di kepala. Kedua, alopecia totalis, yakni kondisi botak plontos, di mana kerontokan terjadi merata di seluruh kulit kepala.

Terakhir, alopecia universalis. Alopecia ini terjadi ketika seseorang mengalami kerontokan rambut di seluruh bagian tubuh. Menurut data, alopecia yang paling banyak terjadi adalah alopecia areata.

Kondisi ini dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Laki-laki dan perempuan di usia lebih dari 50 tahun (menopause) diketahui lebih sering mengalami kebotakan.

Meski begitu, kebotakan juga kerap terjadi ketika seseorang mengalami kejadian tertentu, seperti penyakit, kehamilan, ataupun trauma.

Bagi Montross sendiri, alopecia telah ia alami sejak usia kecil selepas lima tahun. Sejak itu, rambutnya perlahan mulai rontok hingga ia mengalami kebotakan plontos di seluruh bagian kepalanya.

Menurut Montross, hal ini banyak memengaruhi dirinya. Meski begitu, Montross menolak tunduk pada frustasi. Ia justru mengisi dirinya dengan lebih banyak pemikiran positif dan menyebarkannya kepada khalayak luas.

Rekomendasi