Interstellar Menginspirasi NASA Cari Planet Asing untuk Hidup

| 07 Oct 2019 19:28
<i>Interstellar</i> Menginspirasi NASA Cari Planet Asing untuk Hidup
Interstellar (IMDB)
Jakarta, era.id - Para peneliti NASA kembali mencari tahu peluang kehidupan di luar bumi. Kali ini mereka meneliti planet-planet yang mengorbit pada lubang hitam raksasa alias supermassive black hole. Menurut laporan, penelitian konon terinspirasi dari film Interstellar garapan Christopher Nolan.

Di film rilisan 2014, Nolan mengeksplorasi kisah tentang ekspedisi sekelompok ilmuwan untuk mencari tempat hidup di luar planet bumi. Mereka melakukan penjelajahan dari satu lubang hitam ke lubang hitam lain untuk mencari planet yang paling mungkin ditinggali.

Dalam penelitian NASA kali ini, para astronom mencatat keberadaan lubang hitam berukuran amat besar. Dengan ukuran mencapai 200 miliar kilometer, lubang hitam ini konon lebih besar dari segala lubang hitam yang pernah ditemukan.

NASA juga mengandaikan, bagaimana jika matahari mati dan berubah menjadi lubang hitam. Apakah keberadaannya akan menyedot bumi yang notabene mengorbit pada matahari? Jawabannya, tidak.

"Sisi positifnya, kita tahu bahwa bumi tidak akan 'tersedot' (oleh matahari)," kata para peneliti NASA sebagaimana kami kutip dari makalah yang dipublikasi situs Arxiv, Senin (7/10/2019).

Namun, perkara itu tak serta merta menjadikan bumi aman dari segala ancaman. Berubahnya matahari menjadi lubang hitam akan membuat bumi beku. Sebab, tak ada lagi panas yang dihasilkan dari matahari secar konsisten.

"Sisi negatifnya, matahari menyediakan hampir semua energi yang diperlukan untuk kehidupan di bumi untuk bertahan hidup," ungkap mereka.

Keberadaan matahari adalah hal terpenting bagi kehidupan di sebuah planet. Sederhananya, planet akan membeku ketika terlalu jauh dari matahari. Sebaliknya, jika planet terlalu dekat dari matahari, ia akan terbakar. Seluruh air akan mendidih. Populasi akan mati dalam suhu panas.

Tangkapan citra lubang hitam (Event Horizon Telescope)

Kemungkinan itu ada, tapi..

Terkait kemungkinan hidup di planet-planet sekitar lubang hitam, para peneliti menyebut kemungkinan itu amat mungkin terjadi. Mereka menjelaskan, kemungkinan itu ditunjang oleh cincin akresi yang biasanya terdapat dalam lubang hitam. Cincin itu dapat menghasilkan panas yang bisa menciptakan sumber energi sendiri bagi planet asing yang akan ditinggali.

"Faktanya, untuk sebagian besar lubang hitam yang dapat diamati, kekuatan ini melebihi apapun yang dapat diperoleh dari nuklir. Jadi, tentu saja orang dapat membayangkan bahwa mengganti matahari dengan lubang hitam. Mungkin (kematian matahari) bukan akhir dari kehidupan di bumi," tertulis.

Meski kemungkinan itu ada, para peneliti mengatakan, hidup di sekitar lubang hitam tak akan bisa menghidupkan seluruh bagian planet asing yang akan ditinggali. Tak seperti bumi yang mengorbit bumi, planet asing yang berada di sekitar lubang hitam tak akan berputar mengelilingi cincin akresi --seperti bumi pada matahari-- sebagai sumber energi.

Selain itu, jika ada sisi planet yang dekat dengan cincin akresi lubang hitam yang terjadi adalah sisi tersebut akan terpapar radiasi tinggi. Tapi, hal ini tak akan terjadi ketika planet ini sudah memiliki teknologi canggih dengan membangun pelindung atau perisai raksasa.

Kalaupun tetap mengharuskan makhluk hidup untuk tinggal di planet asing tersebut, hal ini bisa dilakukan. Hanya saja, makhluk hidup di sana harus siap-siap menghadapi pembunuh diam-diam, yaitu neutrinos yang merupakan partikel subatom berukuran kecil.

Tak hanya dua hal di atas. Tinggal di planet yang berada di sekitar lubang hitam akan membuat kehidupan di planet tersebut berjalan lebih lambat. Teori ini berkaitan dengan teori relativitas Albert Einstein yang disinggung dalam Interstellar.

Kamu ingat, bagaimana pilot pesawat luar angkasa, Cooper (Matthew McConaughey) meninggalkan putri kecilnya, Murph (Jessica Chastain) beberapa waktu dan kembali berinteraksi dengan Murph yang telah dewasa? Seperti itu kira-kira skala waktunya.

 

Tags : sains
Rekomendasi