Dua benda itu digunakan oleh hampir seluruh peserta dan pengunjung di pembukaan perhelatan itu. Para pecinta fesyen, yang antre untuk menonton pagelaran busana, mengenakan masker dengan aneka motif dan warna.
Baik para pembeli, perancang, siswa sekolah mode, serta influencer dari media sosial, datang ke perhelatan tersebut dengan rasa cemas akan penyebaran virus korona.
Kepala Eksekutif British Fashion Council Caroline Rush mengatakan jumlah peserta tahun ini mengalami penurunan karena virus korona. Dia menyebutkan bahwa wabah tersebut kini dampaknya dirasakan karena adanya penutupan jaringan transportasi dan pabrik-pabrik di China.
Rush mengatakan bahwa pihaknya menyediakan dispenser cairan pembersih tangan di setiap tempat dan menganjurkan untuk sering mencuci tangan guna mencegah penyebaran virus SARS-Cov-2.
"Higienis adalah prioritas di sini," kata Rush seperti dikutip dari Reuters, Senin (17/2/2020).
Sepi pengunjung
Agenda pagelaran busana diawali oleh desainer asal China, Yuhan Wang, yang mengaku telah mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh wabah virus korona baru.
Wang, yang terkenal dengan desain feminimnya, mengatakan pengiriman barang yang tertunda akibat virus korona telah mempengaruhi beberapa kreasinya, sehingga koleksi yang ditampilkan tidak persis seperti yang ia bayangkan.
"London Fashion Week akan memastikan bahwa jurnalis, pembeli dan influencer media sosial asal China yang tidak dapat hadir, masih dapat bergabung dengan mempromosikan konten dan mendorong percakapan di media sosial Weibo dan WeChat serta platform lainnya," kata Rush.
Sedikitnya jumlah pengunjung asal China berpotensi menjadi pukulan besar bagi merek fesyen mewah, karena para sosialita negara itu menyumbang sepertiga dari penjualan global fesyen mewah pada 2018, menurut Bain & Company.